Story of Muhammad

Kita lihat lebih jauh pada kehidupan pribadi Muhammad. Secara historis, dapat kita lihat kecenderungan beliau dalam menyelesaikan suatu konflik melalui kehendak nalurinya sendiri. Tak jarang, kekerasan dan pembunuhan dijadikan tindakan akhir dalam menghabisi lawan-lawannya. Sangat ironis memang, dengan konsekuensi beliau sebagai seorang "nabi" menurut kepercayaan Islam (tentu, bila saja ini benar). Selain itu, tindakan penghabisan terakhir yang banyak dilakukan Muhammad, cenderung mengindikasikan adanya natur balas dendam yang sangat besar dalam kepribadiannya.

Berikut beberapa quote yang terambil dari berbagai sumber Islam sendiri yang berkaitan dengan masalah ini.

Sebagai awal, terlepas dari praduga dan hipotesa bahwa Muhammad seorang teroris, beliau mengaku telah mendapat perintah dari Allah SWT untuk mengumumkan perang terhadap siapa pun yang menolak menerima Islam :

"Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhir, dan tidak mematuhi larangan Allah dan rasulNya, dan tidak beragama yang benar, mereka itu dari kelompok penerima Kitab sampai mereka membayar pajak secara sukarela dan tunduk" (surah 9 at-Taubah 29)

Perintah ini agaknya dipandang dan diinterpretasikan secara bias oleh Muhammad untuk memberikan justifikasi bagi tindakan-tindakan kekerasan dan pembunuhan yang dilakukannya.

Pembunuhan Atas Asma binti Marwan

Setelah hijrah ke Madinah, Muhammad melakukan pembunuhan terhadap orang-orang tertentu yang tak disukainya, termasuk di dalamnya Asma, seorang wanita setempat yang mengutuk perbuatan keji Muhammad dalam pembunuhan yang telah terjadi sebelumnya, yaitu yang menimpa diri Abu Afak (akan dipaparkan lebih lanjut dalam paper ini).

Pada awalnya, Asma melontarkan pernyataan dan tuduhan yang tak menyenangkan kaum Muslimin perihal pembunuhan tersebut. Menurutnya, adalah suatu kerendahan bila sukunya harus tunduk dan taat kepada Muhammad dan pengikutnya, yang diseburnya sebagai ‘manusia lapar yang menantikan kaldu masakan’ :
UMAYR B. `ADIYY'S JOURNEY TO KILL `ASMA' D. MARWAN She was of B. Umayyya b. Zayd. When Abu `Afak had been killed she displayed disaffection. `Abdullah b. al-Harith b. Al-Fudayl from his father said that she was married to a man of B. Khatma called Yazid b. Zayd. Blaming Islam and its followers she said:
I despise B. Malik and al-Nabit and `Auf and B. al-Khazraj. You obey a stranger who is none of yours, One not of Murad or Madhhij. {1} Do you expect good from him after the killing of your chiefs Like a hungry man waiting for a cook's broth? Is there no man of pride who would attack him by surprise And cut off the hopes of those who expect aught from him? Hassan b. Thabit answered her: Banu Wa'il and B. Waqif and Khatma Are inferior to B. al-Khazrahj. When she called for folly woe to her in her weeping, For death is coming. She stirred up a man of glorious origin, Noble in his going out and in his coming in. Before midnight he dyed her in her blood And incurred no guilt thereby. (Sirat Rasul Allah, A. Guilaume's translation "The Life of Muhammad" page 675, 676)

Atas protes tersebut, Asma lalu dibunuh. Abu Afak adalah seorang pria lanjut usia yang dibunuh atas perintah Muhammad karena cercaan yang dilontarkan kepadanya :

Abu Afak, a man of great age (reputedly 120 years) was killed because he lampooned Mohammad. The deed was done by Salem b. 'Omayr at the behest of the Prophet, who had asked, "Who will deal with this rascal for me?" The killing of such an old man moved a poetess, Asma b. Marwan, to compose disrespectful verses about the Prophet, and she too was assassinated.("23 Years; A Study of the Prophetic Career of Mohammad", by Ali Dashti, Mazda Press, 1994, p. 100)

Dengan cara apa Asma dibunuh?

Menurut Kitab-al-Tabaqat al-Kabir, pembunuhan dijalankan oleh Umayr Ibn Adi, seorang Muslim tuna netra dengan cara menyelinap ke rumah Asma di waktu malam ketika wanita itu tengah menyusui bayinya. Setelah berhasil memisahkan bayi itu dari ibunya, Umayr menghunjamkan pedangnya ke dada Asma hingga menembus punggungnya. Mendengar kematian Asma, Muhammad memuji Umayr atas perbuatannya dan memanggilnya "yang melihat" (‘the seeing’). Terhadap Asma yang telah meninggal, pun Muhammad masih menghinanya dengan berkata, "dua ekor kambing akan mengarahkan pantat membelakanginya". Artinya, takkan ada yang peduli terhadap kematiannya (Asma) :

SARIYYAH OF `UMAYR IBN `ADI

Then (occurred) the sariyyah of `Umayr ibn `Adi Ibn Kharashah al-Khatmi against `Asma' Bint Marwan, of Banu Umayyah Ibn Zayd, when five nights had remained from the month of Ramadan, in the beginning of the nineteenth month from the hijrah of the apostle of Allah. `Asma' was the wife of Yazid Ibn Zayd Ibn Hisn al-Khatmi. She used to revile Islam, offend the prophet and instigate the (people) against him. She composed verses. Umayr Ibn Adi came to her in the night and entered her house. Her children were sleeping around her. There was one whom she was suckling. He searched her with his hand because he was blind, and separated the child from her. He thrust his sword in her chest till it pierced up to her back. Then he offered the morning prayers with the prophet at al-Medina. The apostle of Allah said to him: "Have you slain the daughter of Marwan?" He said: "Yes. Is there something more for me to do?" He [Muhammad] said: "No. Two goats will butt together about her. This was the word that was first heard from the apostle of Allah. The apostle of Allah called him `Umayr, "basir" (the seeing). (Ibn Sa`d's Kitab al-Tabaqat al-Kabir, translated by S. Moinul Haq, volume 2, page 31)

Ya, Umayr melakukan perbuatannya itu di tengah malam yang gelap, karena perbuatan itu adalah perbuatan yang jahat, sehingga tidak nampak dalam kegelapan. Ini mengingatkan kita pada apa yang pernah dikatakan Yesus dalam Alkitab berikut ini :

"manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak" (Yohanes 3:19-20)

Pembunuhan atas Shubaybah

Shubaybah adalah seorang pedagang Yahudi. Muhammad memerintahkan untuk melakukan pembunuhan atas pria-pria Yahudi bila kaum Muslimin memenangkan peperangan. Malang, ini terjadi pada diri Shubaybah.

Sunan Abu Dawud, Book 19, Number 2996:

Narrated Muhayyisah:
The Apostle of Allah (peace_be_upon_him) said: If you gain a victory over the men of Jews, kill them. So Muhayyisah jumped over Shubaybah, a man of the Jewish merchants. He had close relations with them. He then killed him. At that time Huwayyisah (brother of Muhayyisah) had not embraced Islam. He was older than Muhayyisah. When he killed him, Huwayyisah beat him and said: O enemy of Allah, I swear by Allah, you have a good deal of fat in your belly from his property.

Yang menyedihkan, Shubaybah sebenarnya memiliki hubungan dekat dengan kerabat kaum Muslimin. Kedekatan hubungan ini harus dikesampingkan demi fanatisme agama yang diakhiri dengan pembunuhan atas dirinya, hanya karena ia seorang Yahudi. Suatu sikap intoleransi yang sungguh memprihatinkan.

Pembunuhan atas Ibn Sunayna

Masih terhadap Yahudi. Ibn Sunayna juga adalah seorang pedagang Yahudi yang menjadi korban akibat hubungan bisnisnya dengan Muhayyisa, seorang Muslim. Berdasarkan perintah pembunuhan terbuka yang disampaikan Muhammad, Muhayyisa menghabisi rekan dagangnya tersebut.

THE AFFAIR OF MUHAYYISA AND HUWAYYISA

The apostle said, 'Kill any Jew that falls into your power.' Thereupon Muhayyisa b. Mas`ud leapt upon Ibn Sunayna, a Jewish merchant with whom they had social and business relations, and killed him. Huwayyisa was not a Muslim at the time though he was the elder brother. When Muhayyisa killed him Huwayyisa began to beat him, saying, 'You enemy of God, did you kill him when much of the fat on your belly comes from his wealth?' Muhayyisa answered, 'Had the one who ordered me to kill him ordered me to kill you I would have cut your head off.' He said that this was the beginning of Huwayyisa's acceptance of Islam. The other replied, 'By God, if Muhammad had ordered you to kill me would you have killed me?' He said, 'Yes, by God, had he ordered me to cut off your head I would have done so.' He exclaimed, 'By God, a religion which can bring you to this is marvellous!' and he became a Muslim. I was told this story by a client of B. Haritha from the daughter of Muhayyisa from Muhayyisa himself. Muhayyisa composed the following lines on the subject:
My mother's son blames me because if I were ordered to kill him, I would smite his nape with a sharp sword, A blade white as salt from polishing. My downward stroke never misses its mark. It would not please me to kill you voluntarily Though we owned all Arabia from north to south. (Sirat Rasul Allah as translated by A. Guillaume, The Life of Muhammad, page 369)

Pembunuhan atas diri Ka’b bin al-Ashraf

Muhammad menuduh Ka’b telah menyakiti dirinya dan Islam. Ia lalu menawarkan permintaan untuk menghabisi nyawanya. Maslama memenuhi "panggilan berdarah" ini.

BUKHARI, VOLUME 5, #369

Narrated Jabir Abdullah:
Allah's messenger said "Who is willing to kill Ka`b bin al-Ashraf who has hurt Allah and His apostle?" Thereupon Maslama got up saying, "O Allah's messenger! Would you like that I kill him?" The prophet said, "Yes". Maslama said, "Then allow me to say a (false) thing (i.e. to deceive Ka`b). The prophet said, "You may say it."
Maslama went to Ka`b and said, "That man (i.e. Muhammad) demands Sadaqa (i.e. Zakat) [taxes] from us, and he has troubled us, and I have come to borrow something from you." On that, Ka`b said, "By Allah, you will get tired of him!" Maslama said, "Now as we have followed him, we do not want to leave him unless and until we see how his end is going to be. Now we want you to lend us a camel load or two of food." Ka`b said, "Yes, but you should mortgage something to me." Maslama and his companion said, "What do you want?" Ka`b replied, "Mortgage your women to me." They said, "How can we mortgage our women to you and you are the most handsome of the Arabs?" Ka`b said, "Then mortgage your sons to me." They said, "How can we mortgage our sons to you? Later they would be abused by the people's saying that so and so has been mortgaged for a camel load of food. That would cause us great disgrace, but we will mortgage our arms to you." Maslama and his companion promised Ka`b that Maslama would return to him. He came to Ka`b at night along with Ka`b's foster brother, Abu Na'ila. Ka`b invited them to come into his fort and then he went down to them. His wife asked him, "Where are you going at this time?" Ka`b replied, None but Maslama and my (foster) brother Abu Na'ila have come." His wife said, "I hear a voice as if blood is dropping from him." Ka`b said, "They are none by my brother Maslama and my foster brother Abu Na'ila. A generous man should respond to a call at night even if invited to be killed."
Maslama went with two men. So Maslama went in together with two men, and said to them, "When Ka`b comes, I will touch his hair and smell it, and when you see that I have got hold of his head, strike him. I will let you smell his head."
Ka`b bin al-Ashraf came down to them wrapped in his clothes, and diffusing perfume. Maslama said, "I have never smelt a better scent than this." Ka`b replied, "I have got the best Arab women who know how to use the high class of perfume." Maslama requested Ka`b "Will you allow me to smell your head?" Ka`b said "yes." Maslama smelt it and made his companions smell it as well. Then he requested Ka`b again, "Will you let me (smell your head)?" Ka`b said "Yes". When Maslama got a strong hold of him, he said (to his companions) "Get at him!" So they killed him and went to the prophet and informed him."

Pembantaian "Sepuluh Orang Mekkah"

Berhasil merebut Mekkah, Muhammad makin berkuasa dan bertindak apa pun untuk untuk mencapai keinginannya. Memang, Mekkah tak dihancurkan atau penduduknya dibinasakan, namun Muhammad agaknya menaruh kedendaman terhadap sepuluh orang musuh pribadinya yang dinilai telah menyakiti dirinya atas penghinaan yang mereka lontarkan kepadanya pada tahun-tahun sebelumnya. Seperti biasa, Muhammad tak melakukan sendiri perbuatan keji ini, melainkan memakai tangan oknum lain (Muslim) yang loyal kepadanya untuk memenuhi "panggilan berdarah" ini.

Abdullah, pernah menentang kredibilitas Al Qur’an, sekalipun ia seorang Muslim. Ia lalu dibunuh oleh golongan Ansar yang saat itu menyertai Muhammad (terlalu banyak untuk menceritakan sepuluh warga Mekkah yang sering disebut "The Meccan Ten" ini satu per satu, saya ambil kisah Abdullah sebagai sampel) :

"The last man named [in the list of people to be killed] had been one of the scribes employed at Medina to write down the 'revelations'. On a number of occassions, with Muhammad's consent, he changed the closing words of verses. For example, when Muhammad said "And God is mighty and wise", Abdullah Sarh suggested 'knowing and wise', and the prophet answered that there was no objection. Having observed a succession of changes of this type, Abdullah renounced Islam on the ground that the revelations, if from God, could not be changed at the prompting of a scribe such as himself. After his apostasy, he went to Mecca and joined the Qorayshites." (Ali Dashti', "23 Years, A study of the prophetic career of Muhammad", page 98)

Sekalipun Muhammad telah memberikan grasi kepada Abdullah, dirinya masih tetap terdiam dan menunggu hingga salah seorang pengikutnya menawarkan diri untuk memenggal kepala Abdullah. Muhammad lalu berdalih, bahwa dirinya sebagai rasul takkan pernah mengeluarkan perintah membunuh dengan cara menunjuk (mengutus) orang secara langsung dan terbuka (eksplisit).

"The apostle had instructed his commanders when they entered Mecca only to fight those who resisted them, except a small number who were to be killed even if they were found beneath the curtains of the Kaba. Among them was Abdullah Sa'd, brother of the B. Amir Luayy. The reason he ordered him to be killed was that he had been a Muslim and used to write down revelation; then he apostatized and returned to Quraysh [Mecca] and fled to Uthman Affan whose foster brother he was. The latter hid him until he brought him to the apostle after the situation in Mecca was tranquil, and asked that he might be granted immunity. They allege that the apostle remained silent for a long time till finally he [Muhammad] said yes [granting Abdullah immunity from the execution order].
When Uthman had left he [Muhammad] said to his companions who were sitting around him, "I kept silent so that one of you might get up and strike off his head!" One of the Ansar said, "Then why didn't you give me a sign, O apostle of God?" He answered that a prophet does not kill by pointing."
(Ibn Ishaq, Sirat Rasulullah, ed. by Ibn Hisham, tr. by A. Guillaume, p. 550)

Pembunuhan atas Umaiya bin Khalaf Abi Safwan

Volume 4, Book 56, Number 826:
Narrated 'Abdullah bin Mas'ud:
Sa'd bin Mu'adh came to Mecca with the intention of performing 'Umra, and stayed at the house of Umaiya bin Khalaf Abi Safwan, for Umaiya himself used to stay at Sa'd's house when he passed by Medina on his way to Sham. Umaiya said to Sad, "Will you wait till midday when the people are (at their homes), then you may go and perform the Tawaf round the Ka'ba?" So, while Sad was going around the Ka'ba, Abu Jahl came and asked, "Who is that who is performing Tawaf?" Sad replied, "I am Sad." Abu Jahl said, "Are you circumambulating the Ka'ba safely although you have given refuge to Muhammad and his companions?" Sad said, "Yes," and they started quarreling. Umaiya said to Sad, "Don't shout at Abi-l-Hakam (i.e. Abu Jahl), for he is chief of the valley (of Mecca)." Sad then said (to Abu Jahl). 'By Allah, if you prevent me from performing the Tawaf of the Ka'ba, I will spoil your trade with Sham." Umaiya kept on saying to Sad, "Don't raise your voice." and kept on taking hold of him. Sad became furious and said, (to Umaiya), "Be away from me, for I have heard Muhammad saying that he will kill you." Umaiya said, "Will he kill me?" Sad said, "Yes." Umaiya said, "By Allah! When Muhammad says a thing, he never tells a lie." Umaiya went to his wife and said to her, "Do you know what my brother from Yathrib (i.e. Medina) has said to me?" She said, "What has he said?" He said, "He claims that he has heard Muhammad claiming that he will kill me."
She said, By Allah! Muhammad never tells a lie." So when the infidels started to proceed for Badr (Battle) and declared war (against the Muslims), his wife said to him, "Don't you remember what your brother from Yathrib told you?" Umaiya decided not to go but Abu Jahl said to him, "You are from the nobles of the valley of Mecca), so you should accompany us for a day or two." He went with them and thus Allah got him killed.

Pembunuhan atas Kinana bin al-Rabi

Kinana adalah seorang kepala suku yang mendapat tugas menyimpan harta kekayaan milik Yahudi al-Nadir di Khaibar. Dalam penjarahan terhadap perkampungan warga Yahudi di Khaibar, Muhammad memaksa Kinana untuk menyerahkan seluruh harta kekayaan milik sukunya yang ia simpan, dan menyuruh mereka meninggalkan daerah itu. Namun Kinana tak bersedia memenuhi permintaan tersebut. Bahkan diduga ia telah menyembunyikan beberapa bagian darinya di sebuah puing-puing reruntuhan bangunan. Setelah Muhammad memerintahkan memeriksanya, harta itu ditemukan di sana, sementara Kinana tak mengakui sebagian yang lain yang telah disimpannya di suatu tempat. Tragis, untuk membuatnya mengaku, Muhammad lalu memerintahkan al-Zubayr untuk menyiksanya dengan besi panas pada dada laki-laki itu hingga ia nyaris tewas. Kinana lalu dihabisi tak lama kemudian dengan dipenggal kepalanya oleh Muhammad Maslama, seorang pengikut Muhammad yang lain.

Kinana b. al-Rabi`, who had the custody of the treasure of B. al-Nadir, was brought to the apostle who asked him about it. He denied that he knew where it was. A Jew came (T. was brought) to the apostle and said that he had seen Kinana going round a certain ruin every morning early. When the apostle said to Kinana, "Do you know that if we find you have it I shall kill you?" he said "Yes". The apostle gave orders that the ruin was to be excavated and some of the treasure was found. When he asked him about the rest he refused to produce it, so the apostle gave orders to al-Zubayr b. `Al-Awwam, "Torture him until you extract what he has," so he kindled a fire with flint and steel on his chest until he was nearly dead. Then the apostle delivered him to Muhammad b. Maslama and he struck off his head, in revenge for his brother Mahmud. (Ibn Hisham, "Sirat Rasulallah", as translated by A. Guillaume under the title "The Life of Muhammad", page 515. "T." refers to the reading according to al-Tabari).

Perhatikan perintah Muhammad di atas, "Torture him until you extract what he has" . Muncul suatu pertanyaan besar dalam nurani terdalam kita sebagai manusia yang masih beradab, demi ambisi mendapatkan harta kekayaan materi, seorang manusia harus disiksa sedemikian rupa. Kita bertanya, "manusia macam apakah yang tega melakukan hal itu?". Pantaskah dengan semua kebiadaban ini, Muhammad disebut sebagai ‘nabi’? Maka benarlah apa yang dikatakan oleh Alkitab (Bible) berikut ini :
"Tetapi matamu dan hatimu hanya tertuju pada pengejaran untung, kepada penumpahan darah orang yang tak bersalah, kepada pemerasan, dan kepada penganiayaan!" (Yeremia 22:17) Sampai disini, masih banyak musuh-musuh pribadi Muhammad yang tewas di tangan beliau, dan tak akan cukup untuk diceritakan dalam paper ini satu per satu. Apakah ini suatu teror? Ya, rentetan pembunuhan berdarah ini tentu menimbulkan teror berantai yang menghinggapi mereka yang tek sejalan dengan Muhammad pada waktu itu. Menebar teror, terkadang menyenangkan bagi orang-orang tertentu seperti Muhammad.

Kekufuran Membinasakan Sesama Muslim : Sebuah Ironi?

Muslim membunuh Muslim? Tampaknya janggal dan ironis. Namun agaknya memang demikianlah yang terjadi terhadap beberapa orang musuh pribadi Muhammad di atas. Beberapa di antaranya adalah Muslim, sekalipun tak sejalan dengan dirinya. Padahal, Muhammad lupa, bahwa dirinya pernah mengatakan bahwa menganiaya sesama Muslim adalah perbuatan kafir :

Narrated 'Abdullah:

Allah's Apostle said, "Abusing a Muslim is Fusuq (i.e., an evil-doing), and killing him is Kufr (disbelief)." (Sahih Bukhari 8.70, Sahih Bukhari 9.197)

Sungguh ironis!
BENIH-BENIH TERORISME

Terorisme sebenarnya bukan barang baru di dunia ini. Banyak latar belakang sejarah yang telah mendorong lahirnya aktivitas ini. Sejalan dengan perkembangan paham-paham eksklusivitas, ideologi radikal tertentu, politik aliran, primordialisme, dan bahkan fanatisme agama, terorisme seringkali menjadi ekspresi perlawanan tertutup yang menghindari konflik secara frontal. Tak mengherankan bila terorisme seringkali dinilai sebagai suatu tindakan kepengecutan, mengingat pelakunya tak pernah mengungkapkan identitasnya secara terbuka. Padahal, korban tindakan semacam ini pada umumnya adalah warga sipil yang tak berdosa.

Peter dan Yenny Salim mendefinisikan terorisme sebagai berikut :

Penggunaan kekerasan atau ancaman untuk menurunkan semangat, menakut-nakuti, dan menaklukkan, terutama untuk tujuan politik

Dari definisi di atas, agaknya memang tujuan terorisme adalah semata-mata politik. Namun dalam perkembangannya, terorisme telah banyak dipakai sebagai alat untuk menakut-nakuti siapa pun juga yang dianggap sebagai pihak yang berseberangan dengan peneror. Berikut beberapaaksi terorisme dan kekerasan yang pernah dilakukan oleh komunitas Islam di beberapa tempat di dunia dalam kurun waktu sejarah sepuluh tahun terakhir :

1. Pada tahun 1983, presiden Mesir, Anwar Sadat, tewas dibunuh oleh kelompok ekstrimis Muslim yang menamakan dirinya "Persaudaraan Muslim". Sadat -bersama dengan PM Israel Menachem Begin- yang mendapat Nobel Perdamaian tahun 1978 dinilai terlalu lunak dalam perjanjian Camp David.

2. Menurut Kantor Departemen Luar Negeri AS Bagian Kontra Terorisme, selam tahun 1985 telah terjadi lebih dari 800 teror internasional dengan 2.223 korban. Fakta-fakta yang diperoleh menunjukkan kebanyakan pelakunya ialah kelompok fundamentalis Islam.

3. Hingga 12 bulan (satu tahun) setelah kematian Muhammad, masih terjadi penindasan terhadap suku-suku Arab untuk menerima Islam

4. Kurang lebih 1.000.000 umat Kristen Armenia dibantai secara brutal oleh penguasa Islam Turki pada awal abad ke-20.

5. Ushari Muhammad dan Sulaeman Ali Baldo dari Universitas Khartoum, Sudan melaporkan dalam laporan 23 halaman tertanggal 28 Maret 1987, bahwa lebih dari 1.000 warga kota Dinka, termasuk perempuan dan anak-anak dibunuh di kota Diem (Sudan Barat) tahun 1987.

6. Surat kabar "The Baptist Record" tanggal 5 November 1987 melaporkan pembunuhan atas puluhan pendeta dan pengrusakan gereja di Sudan akibat diberlakukannya syariat Islam di negara itu sejak tahun 1983.

7. Sejak Front Nasional Islam (NIF) merebut kekuasaan di Sudan tahun 1989, penganiayaan terhadap umat Kristen semakin menjadi-jadi. Sheik Eltahin, kepala Sekolah Al Qur’an Om Duan menyatakan, bahwa Sudan akan menjadi cahaya Islam bagi seluruh dunia. Sheik Hassan al-Turabi, sekretaris NIF menyatakan dengan arogan, bahwa kekuatan Islam telah mencapai kekuatan dan kebangunannya saat ini, dan tak seorang pun dapat menghentikannya :

"I have no doubt that the Islamic movement now is a strong movement of revival right across this world everywhere. And I am sure that those who are in power, who would like to stop this movement, have no future whatever.!

Islamisasi sekaligus kulturisasi Arab telah dijalankan. Pemerintah mengumumkan jihad terhadap kekristenan di Sudan selatan. Ironisnya, menurut Stephen Matuba, misionaris Kristen Sudan, gereja di negara itu tumbuh 10 persen per tahun. Ini pertumbuhan gereja paling pesat di wilayah Afrika dalam satu abad terakhir!

8. Sana’a, Yaman. Surat kabar Compass, Istanbul tertanggal 5 Juli 2000 melaporkan, bahwa Mohammed Omer Haji, 27 tahun, seorang mantan haji yang adalah pengungsi Somalia, telah meninggalkan Islam dan memeluk agama Kristen. Setelah dijebloskan ke penjara Mansoora, ia diberi ultimatum selama satu minggu oleh pengadilan agama kota Tawahi (pengadilan Islam setempat) untuk kembali kepada Islam. Menurut hakim Gamal Mohammad Omar, bila tuntutan ini tak dipenuhi, Omar Haji akan dijatuhi hukuman mati. Ketika diperiksa, Haji diketahui telah menjadi Kristen selama dua tahun, dan mengganti namanya menjadi George.

9. Tanggal 7 Januari, 15 orang warga Filipina beragama Katolik ditangkap oleh "muttawa", (polisi agama Arab Saudi) karena menjalankan misa kudus di rumah seorang imigran bernama Sabalista Abreu. Lima orang di antaranya adalah anak-anak, yaitu Paul, 6, John, 4, Kristel, 12, Aaron, 10, and Keilah, 2. Mereka tak diizinkan untuk dijenguk dan mendapatkan akses diplomatik.

10. Pada malam tahun baru 2000, akibat perkara kecil antara seorang pemilik toko dan pelanggannya, desa Al Kosheh di Mesir yang mayoritas penghuninya adalah Kristen Koptik, dibakar massa dan 20 orang warganya dibunuh. Dua di antaranya dibakar setelah dihabisi. Pastor Youanas yang dikirim oleh Paus Shenouda III ke lokasi kejadian untuk memimpin upacara pemakaman, justru dicegat oleh patroli polisi setempat dengan tuduhan menyelundupkan senjata bagi warga Kristen setempat. Tak disangkal lagi, motif kejadian ini dimotori juga oleh sentimen agama dan sikap intoleransi yang begitu sengit. (Majalah Al Kiraza, 21 Januari 2000)

11. Tanggal 11 September 2001, aksi terorisme yang sangat tragis dalam sejarah terjadi. Begitu memilukan dan lekat dalam ingatan kita, ketika sekelompok teroris yang tak berani bertanggungjawab telah meruntuhkan gedung kembar (menara) World Trade Center (WTC) di kota New York, dengan cara menabrakkan dua pesawat komersial yang telah lebih dahulu mereka bajak. Sementara itu, satu pesawat yang lain menabrak gedung pusat pertahanan Pentagon di Washington D.C. Diperkirakan 4.000 orang tewas dalam peristiwa paling berdarah itu. Tragedi ini merupakan serangan terbesar kedua di Amerika Serikat setelah serbuan militer Jepang melanda Pearl Harbor 56 tahun sebelumnya. Dari hasil penyelidikan, terungkap bahwa para pelakunya adalah warga keturunan Arab yang diduga kuat menjalankan aksinya atas dasar motif fundamentalisme dan semangat jihad radikal. Pernyataan persatuan komunitas Muslim AS yang mengutuk tindakan ini dinilai sebagai retorika belaka oleh sebagian besar warga AS.

dan masih banyak lagi aksi-aksi terorisme Islam yang diwarnai dengan semangat jihad yang takkan cukup tertampung disini.