Agama di Indonesia / Hindu

Aspek Kebahasaan

Dalam bahasa Persia, kata Hindu berakar dari kata Sindhu (Bahasa Sanskerta). [5] Dalam Regweda, bangsa Arya menyebut wilayah mereka sebagai Sapta Sindhu (wilayah dengan tujuh sungai di barat daya anak benua India, yang salah satu sungai tersebut bernama sungai Indus). Hal ini mendekati dengan kata Hapta-Hendu yang termuat dalam Zend Avesta (Vendidad: Fargard 1.18) — sastra suci dari kaum Zoroaster di Iran. Pada awalnya kata Hindu merujuk pada masyarakat yang hidup di wilayah sungai Sindhu.
Agama Hindu (Bahasa Sanskerta: Sanātana Dharma सनातन धर्म "Kebenaran Abadi"), dan Vaidika-Dharma ("Pengetahuan Kebenaran") adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini. Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristen dan Islam dengan jumlah umat sebanyak hampir 1 milyar jiwa.

Kepercayaan

Pancasradha
Dalam Agama Hindu ada lima keyakinan dan kepercayaan yang disebut dengan Pancasradha. Pancasradha merupakan keyakinan dasar umat Hindu. Kelima keyakinan tersebut, yakni:
1. Widhi Tattwa – percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala aspeknya
2. Atma Tattwa – percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk
3. Karmaphala Tattwa – percaya dengan adanya hukum sebab-akibat dalam setiap perbuatan
4. Punarbhawa Tattwa – percaya dengan adanya proses kelahiran kembali (reinkarnasi)
5. Moksa Tattwa – percaya bahwa kebahagiaan tertinggi merupakan tujuan akhir manusia.

Weda
Weda merupakan kitab suci yang menjadi sumber segala ajaran agama Hindu. Weda merupakan kitab suci tertua di dunia karena umurnya setua umur agama Hindu. Weda berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu dari kata vid yang berarti "tahu". Kata Weda berarti "pengetahuan". Para nabi yang menerima wahyu Weda jumlahnya sangat banyak, namun yang terkenal hanya tujuh saja yang disebut Saptaresi. Ketujuh nabi tersebut yakni:
1. Resi Gritsamada
2. Resi Wasista
3. Resi Atri
4. Resi Wiswamitra
5. Resi Wamadewa
6. Resi Bharadwaja
7. Resi Kanwa
Ayat-ayat yang diturunkan oleh Tuhan kepada nabi-nabi tersebut tidak terjadi pada suatu zaman yang sama dan tidak diturunkan di wilayah yang sama. Resi yang menerima wahyu juga tidak hidup pada masa yang sama dan tidak berada di wilayah yang sama dengan resi lainnya, sehingga ribuan ayat-ayat tersebut tersebar di seluruh wilayah India dari zaman ke zaman, tidak pada suatu zaman saja. Agar ayat-ayat tersebut dapat dipelajari oleh generasi seterusnya, maka disusunlah ayat-ayat tersebut secara sistematis ke dalam sebuah buku. Usaha penyusunan ayat-ayat tersebut dilakukan oleh Bagawan Byasa atau Krishna Dwaipayana Wyasa dengan dibantu oleh empat muridnya, yaitu: Bagawan Pulaha, Bagawan Jaimini, Bagawan Wesampayana, dan Bagawan Sumantu.
Setelah penyusunan dilakukan, ayat-ayat tersebut dikumpulkan ke dalam sebuah kitab yang kemudian disebut Weda. Sesuai dengan isinya, Weda terbagi menjadi empat, yaitu:
1. Regweda Samhita
2. Ayurweda Samhita
3. Samaweda Samhita
4. Atharwaweda Samhita
Keempat kitab tersebut disebut "Caturweda Samhita". Selain keempat Weda tersebut, Bhagawadgita yang merupakan intisari ajaran Weda disebut sebagai "Weda yang kelima".

Doktrin

Ketuhanan
Hindu seringkali dianggap sebagai agama yang beraliran politeisme karena memuja banyak Dewa, namun tidaklah sepenuhnya demikian. Dalam agama Hindu, Dewa bukanlah Tuhan tersendiri. Menurut umat Hindu, Tuhan itu Maha Esa tiada duanya. Dalam salah satu ajaran filsafat Hindu, Adwaita Wedanta menegaskan bahwa hanya ada satu kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman), yang memanifestasikan diri-Nya kepada manusia dalam beragam bentuk.
Dalam agama Hindu pada umumnya, konsep yang dipakai adalah monoteisme. Konsep tersebut dikenal sebagai filsafat Adwaita Wedanta yang berarti "tak ada duanya". Selayaknya konsep ketuhanan dalam agama monoteistik lainnya, Adwaita Wedanta menganggap bahwa Tuhan merupakan pusat segala kehidupan di alam semesta, dan dalam agama Hindu, Tuhan dikenal dengan sebutan Brahman.
Dalam keyakinan umat Hindu, Brahman merupakan sesuatu yang tidak berawal namun juga tidak berakhir. Brahman merupakan pencipta sekaligus pelebur alam semesta. Brahman berada di mana-mana dan mengisi seluruh alam semesta. Brahman merupakan asal mula dari segala sesuatu yang ada di dunia. Segala sesuatu yang ada di alam semesta tunduk kepada Brahman tanpa kecuali. Dalam konsep tersebut, posisi para dewa disetarakan dengan malaikat dan enggan untuk dipuja sebagai Tuhan tersendiri, melainkan dipuji atas jasa-jasanya sebagai perantara Tuhan kepada umatnya.
Filsafat Adwaita Wedanta menganggap tidak ada yang setara dengan Brahman, Sang pencipta alam semesta. Dalam keyakinan umat Hindu, Brahman hanya ada satu, tidak ada duanya, namun orang-orang bijaksana menyebutnya dengan berbagai nama sesuai dengan sifatnya yang maha kuasa. Nama-nama kebesaran Tuhan kemudian diwujudkan ke dalam beragam bentuk Dewa-Dewi, seperti misalnya: Wisnu, Brahma, Siwa, Laksmi, Parwati, Saraswati, dan lain-lain. Dalam Agama Hindu Dharma (khususnya di Bali), konsep Ida Sang Hyang Widhi Wasa merupakan suatu bentuk monoteisme asli orang Bali.
Dalam salah satu Kitab Hindu yakni Upanishad, konsep yang ditekankan adalah panteisme. Konsep tersebut menyatakan bahwa Tuhan tidak memiliki wujud tertentu maupun tempat tinggal tertentu, melainkan Tuhan berada dan menyatu pada setiap ciptaannya, dan terdapat dalam setiap benda apapun, ibarat garam pada air laut. Dalam agama Hindu, konsep panteisme disebut dengan istilah Wyapi Wyapaka. Kitab Upanishad dari Agama Hindu mengatakan bahwa Tuhan memenuhi alam semesta tanpa wujud tertentu, beliau tidak berada di sorga ataupun di dunia tertinggi namun berada pada setiap ciptaannya.
Agama Hindu diduga memiliki konsep ateisme (terdapat dalam ajaran Samkhya) yang dianggap positif oleh para teolog/sarjana dari Barat. Samkhya merupakan ajaran filsafat tertua dalam agama Hindu yang diduga menngandung sifat ateisme. Filsafat Samkhya dianggap tidak pernah membicarakan Tuhan dan terciptanya dunia beserta isinya bukan karena Tuhan, melainkan karena pertemuan Purusha dan Prakirti, asal mula segala sesuatu yang tidak berasal dan segala penyebab namun tidak memiliki penyebab[11]. Oleh karena itu menurut filsafat Samkhya, Tuhan tidak pernah campur tangan. Ajaran filsafat ateisme dalam Hindu tersebut tidak ditemui dalam pelaksanaan Agama Hindu Dharma di Indonesia, namun ajaran filsafat tersebut (Samkhya) merupakan ajaran filsafat tertua di India. Ajaran ateisme dianggap sebagai salah satu sekte oleh umat Hindu Dharma dan tidak pernah diajarkan di Indonesia.
Di samping mengenal konsep monoteisme, panteisme, dan ateisme yang terkenal, para sarjana mengungkapkan bahwa terdapat konsep henoteisme, politeisme, dan monisme dalam ajaran agama Hindu yang luas. Ditinjau dari berbagai istilah itu, agama Hindu paling banyak menjadi objek penelitian yang hasilnya tidak menggambarkan kesatuan pendapat para Indolog sebagai akibat berbedanya sumber informasi. Agama Hindu pada umumnya hanya mengakui sebuah konsep saja, yakni monoteisme. Menurut pakar agama Hindu, konsep ketuhanan yang banyak terdapat dalam agama Hindu hanyalah akibat dari sebuah pengamatan yang sama dari para sarjana dan tidak melihat tubuh agama Hindu secara menyeluruh[12]. Seperti misalnya, agama Hindu dianggap memiliki konsep politeisme namun konsep politeisme sangat tidak dianjurkan dalam Agama Hindu Dharma dan bertentangan dengan ajaran dalam Weda.
Meskipun banyak pandangan dan konsep ketuhanan yang diamati dalam Hindu, dan dengan cara pelaksanaan yang berbeda-beda, selama semua jalan tersebut digunakan untuk mencari Tuhan, agama Hindu hanya menerimanya dengan rasa toleransi, sesuai dengan yang diajarkan kitab suci mereka. Mereka berpegang teguh kepada sloka yang mengatakan:
“ Jalan mana pun yang ditempuh manusia kepada-Ku, semuanya Aku terima dan Aku beri anugerah setimpal sesuai dengan penyerahan diri mereka. Semua orang mencariku dengan berbagai jalan, wahai putera Partha (Arjuna)


Dosa dan Keselamatan
Kitab Upanishad menyatakan bahwa jalan satu-satunya bagi "atman" untuk kembali ke asalnya adalah melalui "punar-janman" atau reinkarnasi. "Atman" (jiwa) seseorang mungkin berawal dari cacing, kemudian melalui kematian dan kelahiran kembali, jiwa itu menjadi sesuatu yang lebih tinggi derajatnya sampai menjadi manusia. Saat "atman" menjadi manusia, "atman" itu harus tumbuh dengan mencapai kelas sosial yang lebih tinggi. Manusia mencapai kelas sosial yang lebih tinggi dengan mengikuti darmanya -- tugasnya untuk melakukan sesuatu hal tertentu sesuai dengan kelasnya. Tugas tersebut meliputi tugas moral, sosial, dan agama -- ketiganya sangat penting dalam agama Hindu.
Cara lain untuk membebaskan jiwa adalah melalui yoga -- kedisiplinan yang menahan hasrat jasmani di bawah penguasaan diri sehingga "atman" dapat lolos dari lingkaran kematian dan kelahiran kembali untuk kemudian bergabung ke "paramatman" (dunia arwah).
Sekalinya "atman" dapat masuk ke "paramatman" (kenyataan yang sebenarnya), maka "atman" tersebut telah diterima di nirwana. Kemudian yang ada hanyalah hidup yang lebih tinggi. Ia berhasil masuk ke dalam keabadian.
Agama Hindu mengenal dosa dengan hukum sebab-akibat yang disebut Karmaphala (karma = perbuatan; phala = buah/hasil) yang menjadi salah satu keyakinan dasar. Dalam ajaran Karmaphala, setiap perbuatan manusia pasti membuahkan hasil, baik atau buruk. Pada saat manusia hidup, mereka banyak melakukan perbuatan dan selalu membuahkan hasil yang setimpal. Jika manusia tidak sempat menikmati hasil perbuatannya seumur hidup, maka mereka diberi kesempatan untuk menikmatinya pada kehidupan selanjutnya. Ajaran Karmaphala sangat erat kaitannya dengan keyakinan tentang reinkarnasi, karena dalam ajaran Karmaphala, keadaan manusia (baik suka maupun duka) disebabkan karena hasil perbuatan manusia itu sendiri, baik yang ia lakukan pada saat ia menjalani hidup maupun apa yang ia lakukan pada saat ia menjalani kehidupan sebelumnya. Dalam ajaran tersebut, bisa dikatakan manusia menentukan nasib yang akan ia jalani sementara Tuhan yang menentukan kapan hasilnya diberikan (baik semasa hidup maupun setelah reinkarnasi).

Agama di Indonesia / Animesme

Pengertian Animisme

Kata animisme berasal dari bahasa latin, yaitu anima yang berarti 'roh'. Kepercayaan animisme adalah kepercayaan seseorang kepada makhluk halus dan roh. Kepercayaan Animisme banyak dianut oleh suku/bangsa yang belum mempercayai adanya Tuhan yang menciptakan manusia, alam semesta serta menguasai segala sesuatu yang ada di bumi atau pun di jagat raya.
Paham animisme sama sekali tidak mempercayai adanya Tuhan sebagai pencipta. Namun mereka yang menganut paham Animisme ini lebih mempercayai pohon, gunung, sungai dll yang dianggap sebagai tempat mereka berlindung dan menyerahkan hidup mereka dengan menyembah serta mengagungkannya.
Penulis mengambil beberapa sampel yang telah diketahui sebelumnya dan bahkan telah diteliti dengan meninjau kelapangan baik melalui nara sumber, tokoh adat dll. Yakni :
1. Beberapa Kepercayaan dari masyarakat Batak baik itu Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Karo, Pak-pak. Dalam hal ini suku Batak yang telah disebutkan diatas masih ada yang menganut kepercayaan Animisme ini. Sebelum suku Batak ini mengenal agama, mereka lebih yakin akan kekuatan sungai, pohon besar yang membawa berkat bagi kehidupan mereka. Contoh yang tidak heran lagi sampai sekarang ini dalam mengadakan Pesta Danau Toba yang diadakan sekali dalam setahun yaitu awal bulan Juni. Masyarakat ini mengadakan
kepercayaan masyarakat Nias yang meyakini bahwa tikus yang sering keluar masuk rumah adalah jelmaan dari roh wanita yang meninggal dalam keadaan melahirkan. Atau, keyakinan bahwa roh orang yang sudah meninggal bisa masuk kedalam jasad binatang lain, seperti babi hutan dan harimau. Biasanya, roh tersebut akan membalas dendam terhadap orang yang pernah menyakitinya ketika hidup.
Kepercayaan semacam ini hampir sama dengan keyakinan reinkarnasi. Reinkarnasi sendiri tidak lain adalah pemahaman masyarakat Hindu dan Budha yang percaya bahwa manusia yang sudah mati bisa kembali lagi ke alam dunia dalam wujud yang lain. Jika orang tersebut baik selama hidupnya, biasanya ia akan ber-reinkarnasi dalam wujud merpati. Namun, jika dikenal dengan perangainya yang buruk, maka ia akan kembali hidup dalam wujud seekor babi.

Pemikiran Animisme

Sigmund Freud, psikolog sekuler, mengatakan bahwa Animisme menjelaskan konsep-konsep psikis teori tentang keberadaan spiritual secara umum. Animisme sebenarnya berasal dari wawasan bangsa-bangsa primitif yang luar biasa tentang alam semesta dan dunia. Bangsa-bangsa primitif menempati dunia bersama-sama dengan begitu banyak roh. Bangsa primitif ini mampu menjelaskan keterkaitan proses gerakan alam dengan gerakan roh-roh ini. Mereka juga memercayai bahwa manusia juga mengalami ’animasi’. Manusia memiliki jiwa yang bisa meninggalkan tempatnya dan memasuki makhluk lain. Karena itulah, manusia bisa menjelaskan mengenai mimpi, meditasi, atau alam bawah sadar. Animisme adalah suatu sistem pemikiran yang tidak hanya memberikan penjelasan atas suatu fenomena saja, tetapi memungkinkan manusia memahami keseluruhan dunia. Menurutfilosof lain seperti Tylor dan Comte, mereka menyebutkan bahwa animisme adalahtahap pertama pembentukan agama. Dalam istilah mereka, peradaban itu dimulaidengan adanya pemikiran animisme, kemudian berkembang menjadi agama.
Dalam pandangan Tylor, manusia memiliki substansi yang sama yaitu keinginan untuk mengetahui keberadaan di sekitarnya. Manusia primitif berusaha memahami dan menjelaskan berbagai fenomena-fenomena yang aneh dan suara-suara yang dahsyat melalui pemikirannya. Tentunya, pengetahuan yang mereka maksudkan bukan sekedar menyaksikan suatu fenomena yang aneh atau mendengarkan suara yang dahsyat, tapi pengetahuan itu dihasilkan ketika hal tersebut menjadi pandangan. Misalnya, jika sekedar mendengar petir, maka hal ini tidak bisa disebut sebagai pengetahuan. Tapi, mendengar petir dan meyakininya sebagai murka dari dzat tertentu, maka hal inilah yang disebut sebagai pengetahuan.
Dari pengalaman-pengalaman yang manusia dapatkan seperti di antara hidup dan mati atau di antara tidur dan sadar, ia kemudian membedakan adanya dua hal yang berbeda; yaitu ruh dan badan atau jiwa dan materi. Kemudian ia meyakini bahwa manusia memiliki dua keberadaan yang bisa berpisah dan bersatu lagi. Badan dianggap hidup jika ruh berada bersamanya. Kapan saja ruh berpisah dari badannya maka badan tersebut tidak memiliki aktivitas sama sekali, ruh-lah yang merupakan sumber kehidupan dan aktivitas manusia.
Keyakinan ini berlanjut menjadi khurafat atau takhayul. Kepercayaan bahwa ruh adalah sumber gerak manusia melahirkan pemikiran lain. Timbullah keyakinan bahwa ruh orang yang sudah meninggal bisa memasuki jasad manusia lain atau bahkan memasuki jasad binatang. Selain itu, lahir pula keyakinan bahwa ruh manusia bisa melakukan apapun terhadap manusia yang masih hidup atau alam di sekitarnya, apalagi jika ruh tersebut berasal dari jasad manusia yang terhormat.

Agama di Indonesia / Dinamisme

Pengertian Dinamisme

Perkataan dinamisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu dunamos, sedangkan dalam bahasa Inggris berarti dynamic dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan arti kekuatan, daya, atau kekuasaan. Definisi dari dinamisme memiliki arti tentang kepercayaan terhadap benda-benda di sekitar manusia yang diyakini memiliki kekuatan ghaib.
Dalam Ensiklopedi umum, dijumpai defenisi dinamisme sebagai kepercayaan keagamaan primitif yang ada pada zaman sebelum kedatangan agama Hindu di Indonesia. Dinamisme disebut juga dengan nama preanimisme, yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda atau makhluk mempunyai daya dan kekuatan.
Maksud dari arti tadi adalah kesaktian dan kekuatan yang berada dalam zat suatu benda dan diyakini mampu memberikan manfaat atau marabahaya. Kesaktian itu bisa berasal dari api, batu-batuan, air, pepohonan, binatang, atau bahkan manusia sendiri.
Dinamisme lahir dari rasa kebergantungan manusia terhadap daya dan kekuatan lain yang berada di luar dirinya. Setiap manusia akan selalu merasa butuh dan harap kepada zat lain yang dianggapnya mampu memberikan pertolongan dengan kekuatan yang dimilikinya. Manusia tersebut mencari zat lain yang akan ia sembah yang dengannya ia merasa tenang jika ia selalu berada di samping zat itu.
Sebagai contoh, ketika manusia mendapatkan bahwa api memiliki daya panas, maka ia akan menduga bahwa apilah yang paling berhak ia sembah karena api telah memberikan pertolongan kepada mereka ketika mereka merasa dingin. Ia mengira bahwa api memiliki kekuatan misteri yang tidak mungkin dimiliki oleh manusia sehingga ia akan menyembahnya.
Atau contoh lainnya, seperti penyembahan masyarakat Jepang terhadap matahari. Mereka sangat mengagungkan dan menghormati matahari karena mereka percaya bahwa matahari-lah yang pantas disembah disebabkan kekuatan sinarnya yang memancar ke seluruh dunia.
Karena sebab itulah, mereka menyembah sesuatu selain Allah. Mereka menyembah Allah karena mereka bodoh dan jahil dalam mengenal Tuhan.

Pemikiran Dinamisme

Animisme berkembang lebih awal daripada dinamisme. Animisme menitikberatkan pada perkembangan ruh manusia. Mulai dari sini, manusia primitif menyimpulkan bahwa setiap materi yang memiliki sifat yang sama, maka memiliki substansi yang sama pula. Jika manusia mati dan hidup, tidur dan terjaga, kuat dan lemah, diam dan bergerak, kemudian manusia diyakini memiliki ruh, maka pepohonan, binatang, laut, api, matahari, bulan, dan materi-materi lainnya pun memiliki ruh seperti manusia.
Menurut mereka, setiap materi memiliki kesamaan sifat dengan manusia. Sebagai contoh, api memiliki sifat yang sama dengan manusia. Api memiliki kekuatan untuk membunuh atau melenyapkan apapun dengan panasnya sebagaimana manusia mampu membunuh binatang dengan kekuatan tangannya. Karena itulah, api mempunyai ruh. Bagi manusia primitif, menyembah api adalah proses menghormati keberadaan api itu sendiri. Penyembahan tersebut dilakukan agar tidak terjadi kebakaran seperti kebakaran hutan, sedangkan kebakaran diyakini sebagai bentuk kemurkaan api.
Selanjutnya, berkembanglah paham banyak tuhan, banyak roh, banyak dewa, atau banyak kekuatan ghaib. Setiap kawasan bumi, hutan, sungai, laut, atau bahkan ruang angkasa, semuanya diyakini memiliki kekuatan tersendiri.

Agama di Indonesia / Buddha

Aspek Kebahasaan

Buddha (Bahasa Sansekerta berarti. Mereka yang Sadar, Yang mencapai pencerahan sejati. dari perkataan Sansekerta: "Budh", untuk mengetahui) merupakan gelar kepada individu yang menyadari potensi penuh mereka untuk memajukan diri dan yang berkembang kesadarannya. Dalam penggunaan kontemporer, ia sering digunakan untuk merujuk Siddharta Gautama, guru agama dan pendiri Agama Buddha (dianggap "Buddha bagi waktu ini"). Dalam penggunaan lain, ia merupakan tarikan dan contoh bagi manusia yang telah sadar.
Agama Buddha lahir di negara India, lebih tepatnya lagi di wilayah Nepal sekarang, sebagai reaksi terhadap agama Brahmanisme. Pencetusnya ialah Siddhartha Gautama yang dikenal sebagai Gautama Buddha oleh pengikut-pengikutnya. Ajaran Buddha sampai ke negara Tiongkok pada tahun 399 Masehi, dibawa oleh seorang bhiksu bernama Fa Hsien. Masyarakat Tiongkok mendapat pengaruhnya dari Tibet disesuaikan dengan tuntutan dan nilai lokal.

Kepercayaan

Tripitaka
Setiap aliran Buddha berpegang kepada Tripitaka sebagai rujukan utama karena dalamnya tercatat sabda dan ajaran sang hyang Buddha Gautama. Pengikut-pengikutnya kemudian mencatat dan mengklasifikasikan ajarannya dalam 3 buku yaitu Sutta Piṭaka (kotbah-kotbah Sang Buddha), Vinaya Piṭaka (peraturan atau tata tertib para bhikkhu) dan Abhidhamma Piṭaka (ajaran hukum metafisika dan psikologi).

Doktrin

Ketuhanan
Penganut Buddha tidak menganggap Siddharta Gautama sebagai sang hyang Buddha pertama atau terakhir. Secara teknis, Buddha, seseorang yang menemukan Dharma atau Dhamma (yang bermaksud: Kebenaran; perkara yang sebenarnya, akal budi, kesulitan keadaan manusia, dan jalan benar kepada kebebasan melalui Kesadaran, datang selepas karma yang bagus (tujuan) dikekalkan seimbang dan semua tindakan buruk tidak mahir ditinggalkan. Pencapaian nirwana (nibbana) di antara ketiga jenis Buddha adalah serupa, tetapi Samma-Sambuddha menekankan lebih kepada kualitas dan usaha dibandingkan dengan dua lainnya. Tiga jenis golongan Buddha adalah:
• Samma-Sambuddha yang mendapat Kesadaran penuh tanpa guru, hanya dengan usaha sendiri
• Pacceka-Buddha atau Pratyeka-Buddha yang menyerupai Samma-Sambuddha, tetapi senantiasa diam dan menyimpan pencapaian Dharma pada diri sendiri.
• Savaka-Buddha yang merupakan Arahat (pengikut kesadaran), tetapi mencapai tahap Kesadaran dengan mendengar Dhamma.

Dosa dan Keselamatan
Menurut pandangan agama Buddha pandangan yang menyatakan keselamatan yang dapat dinikmati setelah kematian adalah suatu pandangan yang spekulatif. Keselamatan menurut pandangan agama Buddha harus didasarkan pada akal dan pengalaman, seperti apa yang dikatakan oleh G.P. Malalasekera bahwa :
"Agama Buddha adalah ajaran empiris dan antimetafisika, dan tidak dapat menerima sesuatu yang tak dapat dialami oleh akal atau pancaindera".
Keselamatan atau kebebasan dapat dicapai dalam masa kehidupan kita sebagai manusia, dan kebebasan ini pun diketahui oleh orang bersangkutan pula.
Untuk mencapai kebebasan atau keselamatan, Sang Buddha telah menunjukkan jalan yang dapat dilaksanakan oleh setiap orang. Dengan mengikuti jalan yang telah ditunjukkan ini kita dapat mencapai kesucian pada kehidupan sekarang ini juga.
Para bhikkhu, ini adalah satu-satunya jalan untuk mensucikan makhluk-makhluk, untuk mengatasi penderitaan duka nestapa, untuk menghancurkan kesusahan dan kesedihan, untuk mencapai jalan kebenaran, untuk mencapai Nibbana (nirvana).

Agama di Indonesia / Islam

Aspek kebahasaan

Islam (Arab: al-islām, الإسلام: "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama ini termasuk agama samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim. Dengan lebih dari satu seperempat milyar orang pengikut di seluruh dunia menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: Çááå, Allāh). Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Kata Islam merupakan penyataan kata nama yang berasal dari akar triliteral s-l-m, dan didapat dari Kata kerja bahasa Arab Aslama, yaitu bermaksud "untuk menerima, menyerah atau tunduk." Dengan demikian, Islam berarti penerimaan dari dan penundukan kepada Tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan ini dengan menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya, dan menghindari politheisme. Perkataan ini memberikan beberapa maksud dari al-Qur’an. Dalam beberapa ayat, kualitas Islam sebagai kepercayaan ditegaskan: "Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam..." Ayat lain menghubungkan Islām dan dīn (lazimnya diterjemahkan sebagai "agama"): "...Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." Namun masih ada yang lain yang menggambarkan Islam itu sebagai perbuatan kembali kepada Tuhan-lebih dari hanya penyataan pengesahan keimanan.
Secara etimologis kata Islam diturunkan dari akar yang sama dengan kata salām yang berarti “damai”. Kata 'Muslim' (sebutan bagi pemeluk agama Islam) juga berhubungan dengan kata Islām, kata tersebut berarti “orang yang berserah diri kepada Allah" dalam bahasa Indonesia.

Kepercayaan

Dua Kalimat shahādatān
Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah shahādatān ("dua kalimat persaksian"), yaitu "Laa ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah" — yang berarti "Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah". Adapun bila seseorang meyakini dan kemudian mengucapkan dua kalimat persaksian ini, berarti ia sudah dapat dianggap sebagai seorang Muslim atau mualaf (orang yang baru masuk Islam dari kepercayaan lamanya).

Al-Qur’an
Kaum Muslim percaya bahwa Allah mewahyukan al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW, Penutup segala Nabi Allah (khataman-nabiyyin), dan menganggap bahwa al-Qur'an dan Sunnah (kata dan amalan Nabi Muhammad SAW) sebagai sumber fundamental Islam. Mereka tidak menganggap Muhammad SAW sebagai pengasas agama baru, melainkan sebagai pembaharu dari keimanan monoteistik dari Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s., dan nabi lainnya (untuk lebih lanjutnya, silakan baca artikel mengenai Para nabi dan rasul dalam Islam). Tradisi Islam menegaskan bahwa agama Yahudi dan Kristen telah membelokkan wahyu yang Tuhan berikan kepada nabi-nabi ini dengan mengubah teks atau memperkenalkan intepretasi palsu, ataupun kedua-duanya.
Umat Islam juga meyakini al-Qur'an sebagai kitab suci dan pedoman hidup mereka yang disampaikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantara Malaikat Jibril yang sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya (QS al-Baqarah:2). Allah juga telah berjanji akan menjaga keotentikan al-Qur'an hingga akhir zaman dalam suatu ayat.
Adapun sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur'an, umat Islam juga diwajibkan untuk mengimani kitab suci dan firman-Nya yang diturunkan sebelum al-Qur'an (Zabur, Taurat, Injil, dan suhuf atau lembaran Ibrahim) melalui nabi dan rasul terdahulu adalah benar adanya. Umat Islam juga percaya bahwa selain al-Qur'an, seluruh firman Allah terdahulu telah mengalami perubahan oleh manusia. Mengacu pada kalimat di atas, maka umat Islam meyakini bahwa al-Qur'an adalah satu-satunya kitab Allah yang benar-benar asli dan sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya.

Lima Rukun Islam
Islam memberikan banyak amalan keagamaan. Para penganut umumnya digalakkan untuk memegang Lima Rukun Islam, yaitu lima pilar yang menyatukan Muslim sebagai sebuah komunitas. Tambahan dari Lima Rukun, hukum Islam (syariah) telah membangun tradisi perintah yang telah menyentuh pada hampir semua aspek kehidupan dan kemasyarakatan. Tradisi ini meliputi segalanya dari hal praktikal seperti kehalalan, perbankan, jihad dan zakat.
Isi dari kelima Rukun Islam itu adalah:
1. Mengucap dua kalimah syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak ditaati dan disembah dengan benar kecuali Allah saja dan meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba dan rasul Allah.
2. Mendirikan shalat lima kali sehari.
3. Membayar zakat.
4. Berpuasa pada bulan Ramadhan.
5. Menunaikan ibadah haji bagi mereka yang mampu.

Enam Rukun Iman
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah (Al-Qur'an, Injil, Taurat, Zabur, lembaran Ibrahim)
4. Iman kepada nabi dan rasul Allah
5. Iman kepada hari kiamat
6. Iman kepada qada dan qadar

Doktrin Islam

Ketuhanan
Konsep Islam teologikal fundamental ialah tauhid-kepercayaan bahwa hanya ada satu Tuhan. Istilah Arab untuk Tuhan ialah Allāh; kebanyakan ilmuwan percaya kata Allah didapat dari penyingkatan dari kata al- (si) dan ʾilāh (dewa, bentuk maskulin), bermaksud "Tuhan" (al-ilāh ), tetapi yang lain menjejakkan asal usulnya dari Arami Alāhā.[20] Kata Allah juga adalah kata yang digunakan oleh orang Kristen (Nasrani) dan Yahudi Arab sebagai terjemahan dari ho theos dari Perjanjian Baru dan Septuaginta. Yang pertama dari Lima Rukun Islam, tauhid dituangkan dalam syahadat (pengakuan), yaitu bersaksi:
“ لا إله إلا الله محمد رسول الله
Tiada Tuhan Melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah ”
Konsep tauhid ini dituangkan dengan jelas dan sederhana pada surat al-Ikhlas (surat ke 112) yang terjemahannya adalah:
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah (Tuhan), Yang Maha Esa,
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu,
3. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Nama "Allah" tidak memiliki bentuk jamak dan tidak diasosiasikan dengan jenis kelamin tertentu. Dalam Islam sebagaimana disampaikan dalam al-Qur'an dikatakan:
"(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat". (QS 42-11)
Allah adalah Nama Tuhan (ilah) dan satu-satunya Tuhan sebagaimana perkenalan-Nya kepada manusia melalui al-Quran :
"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku". (QS. 20 : 14)
Pemakaian kata Allah secara linguistik mengindikasikan kesatuan. Umat Islam percaya bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah sama dengan Tuhan umat Yahudi dan Nasrani, dalam hal ini adalah Tuhan Ibrahim. Namun, Islam menolak ajaran Kristen menyangkut paham Trinitas dimana hal ini dianggap Politheisme.
Mengutip al-Qur'an, surat An-Nisa(4) :171:
"Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agama dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan kalimat-Nya) yang disampaikannya kepada Maryam dan (dengan tiupan ) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Dan janganlah kamu mengatakan :"Tuhan itu tiga", berhentilah dari ucapan itu. Itu lebih baik bagi kamu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa. Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara".
Dalam Islam, visualisasi atau penggambaran Tuhan tidak dapat dibenarkan, hal ini dilarang karena dapat berujung pada pemberhalaan dan justru penghinaan, karena Tuhan tidak serupa dengan apapun (Asy-Syuraa QS. 42 : 11). Sebagai gantinya, Islam menggambarkan Tuhan dalam 99 nama/gelar/julukan Tuhan (asma'ul husna) yang menggambarkan sifat ketuhanan-Nya sebagaimana terdapat pada al-Qur'an.

Dosa dan Keselamatan
Menurut Islam dosa ditanggung oleh manusia sendiri-sendiri. Untuk menebus dosanya, manusia harus tobat dengan sungguh-sungguh dan berjanji tidak akan melakukan hal tercela kembali. Bukti dalam Ayat Al Qur'an misalnya:
1. Surat Al Baqarah, ayat 286: "Kepada dirinya apa yang ia kerjakan, dan atas dirinya apa yang dia lakukan." Maksudnya, baik dan buruknya suatu perbuatan, harus ditanggung sendiri oleh yang mengerjakannya, tidak boleh dibebankan atas orang lain.
2. Surat Al Baqarah, ayat 123: "Dan Hendaknya kamu takut pada suatu hari (kiamat) tidak berkuasa seorang membebaskan sesuatu atas orang lain." Maksudnya, kelak di hari kiamat, seseorang tidak berkuasa menebus dosanya orang lain, dan pahala tidak diperbolehkan atas orang lain. Masing-masing harus menanggung sendiri perbuatannya baik maupun jahat
3. Surat Al Ankabut, ayat 6: "Siapa yang giat berusaha maka usahanya itu untuk dirinya sendiri."
4. Surat Yaasiin, ayat 54: "Maka pada hari kiamat, tidak seorang pun akan teraniaya, dan kamu tidak akan dibalas, melainkan apa yang kamu sendiri telah kerjakan."
5. Surat Al Isra', ayat 15: "Dan seseorang tidak berkuasa memikul dosanya orang lain."
6. Surat An Najm, ayat 38 dan 39: "Bahwa seseorang tidak berkuasa menanggung dosanya orang lain dan sesungguhnya seorang pun tidak akan menerima pahala melainkan daripada perbuatannya sendiri.".

Agama di Indonesia / Konghucu

Aspek Kebahasaan

Agama Khonghucu adalah istilah yang muncul sebagai akibat dari keadaan politik di Indonesia. Agama Khonghucu lazim dikaburkan makna dan hakikatnya dengan Konfusianisme sebagai filsafat.
Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius) dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao (儒教) yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu memang bukanlah pencipta agama ini melainkan beliau hanya menyempurnakan agama yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang beliau sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut". Meskipun orang kadang mengira bahwa Khonghucu adalah merupakan suatu pengajaran filsafat untuk meningkatkan moral dan menjaga etika manusia. Sebenarnya kalau orang mau memahami secara benar dan utuh tentang Ru Jiao atau Agama Khonghucu, maka orang akan tahu bahwa dalam agama Khonghucu (Ru Jiao) juga terdapat Ritual yang harus dilakukan oleh para penganutnya. Agama Khonghucu juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan Sang Khalik/Pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".

Kepercayaan

Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui)
1. Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
2. Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
3. Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
4. Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
5. Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
6. Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
7. Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
8. Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)


Doktrin

Ketuhanan
Konghucu mementingkan akhlak yang mulia dengan menjaga hubungan antara manusia di langit dengan manusia di bumi dengan baik. Penganutnya diajar supaya tetap mengingat nenek moyang seolah-olah roh mereka hadir di dunia ini. Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan etika yang mengajar bagaimana manusia bertingkah laku.
Agama Konghucu tidak menghalangi orang umatnya menyembah keramat dan penunggu tapi hanya yang patut disembah, bukan menyembah barang-barang keramat atau penunggu yang tidak patut disermbah, yang dipentingkan dalam ajarannya adalah bahwa setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral.

Dosa dan Keselamatan
Mengenai kedua hal ini tidak begitu diketahui lebih dalam, hanya dijelaskan bahwa setelah kematian di dunia ini masih ada kehidupan selanjutnya yaitu kehidupan di langit. Mengenai bagaimana masuk ke dalamnya tidak begitu diketahui.

Sejarah Valentine 1

Hari Valentine (bahasa Inggris: Valentine's Day), pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat. Asal-muasalnya yang gelap sebagai sebuah hari raya Katolik Roma didiskusikan di artikel Santo Valentinus. Beberapa pembaca mungkin ingin membaca entri Valentinius pula. Hari raya ini tidak mungkin diasosiasikan dengan cinta yang romantis sebelum akhir Abad Pertengahan ketika konsep-konsep macam ini diciptakan.

Hari raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukaran notisi-notisi dalam bentuk "valentines". Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap. Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu milyar kartu valentine dikirimkan per tahun. Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.

Di Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu diperluas dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah, biasanya oleh pria kepada wanita. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan cokelat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan.

Sebuah kencan pada hari Valentine seringkali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah relasi serius. Sebenarnya valentine itu Merupakan hari Percintaan, bukan hanya kepada Pacar ataupun kekasih, Valentine merupakan hari terbesar dalam soal Percintaan dan bukan berarti selain valentine tidak merasakan cinta.

Di Amerika Serikat hari raya ini lalu diasosiasikan dengan ucapan umum cinta platonik "Happy Valentine's", yang bisa diucapkan oleh pria kepada teman wanita mereka, namun jarang kepada teman pria lainnya. Kecuali kedua-duanya adalah kaum homoseksual.

Sejarah Hari Valentine
Perayaan Kesuburan bulan Februari
Asosiasi pertengahan bulan Februari dengan cinta dan kesuburan sudah ada sejak dahulu kala. Menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.

Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai bagian dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus meyembahkan korban kambing kepada sang dewa dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan lari-lari di jejalanan kota Roma sembari membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Terutama wanita-wanita muda akan maju secara sukarela karena percaya bahwa dengan itu mereka akan dikarunia kesuburan dan bisa melahirkan dengan mudah.



Hari Raya Gereja
Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908), nama Valentinus paling tidak bisa merujuk tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda:
* seorang pastur di Roma
* seorang uskup Interamna (modern Terni)
* seorang martir di provinsi Romawi Africa.
Koneksi antara ketiga martir ini dengan hari raya cinta romantis tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo Valentinus. Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.

Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus dia Via Tibertinus dekat Roma, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada 1836. Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine, di mana peti emas diarak-arak dalam sebuah prosesi khusyuk dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Pada hari itu sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta.

Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal-muasalnya bisa dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.

Valentinius
Guru ilmu gnostisisme yang berpengaruh Valentinius, adalah seorang calon uskup Roma pada tahun 143. Dalam ajarannya, tempat tidur pelaminan memiliki tempat yang utama dalam versi Cinta Kasih Kristianinya. Penekanannya ini jauh berbeda dengan konsep... dalam agama Kristen yang umum. Stephan A. Hoeller, seorang pakar, menyatakan pendapatnya tentang Valentinius mengenai hal ini: "Selain sakramen permandian, penguatan, ekaristi, imamat dan perminyakan, aliran gnosis Valentinius juga secara prominen menekankan dua sakramen agung dan misterius yang dipanggil "penebusan dosa" (apolytrosis) dan "tempat pelaminan"..."

[1].Era abad pertengahan
Catatan pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis adalah pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana dipercayai bahwa 14 February adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sang sastrawan Inggris Pertengahan ternama Geoffrey Chaucer pada abad ke-14. Ia menulis di cerita Parlement of Foules (“Percakapan Burung-Burung”) bahwa
For this was sent on Seynt Valentyne's day (“Bahwa inilah dikirim pada hari Santo
Valentinus”)
Whan every foul cometh ther to choose his mate (“Saat semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya”)



Pada jaman itu bagi para pencinta sudah lazim untuk bertukaran catatan pada hari ini dan memanggil pasanagan mereka "Valentine" mereka. Sebuah kartu Valentine yang berasal dari abad ke-14 konon merupakan bagian dari koleksi pernaskahan British Library di London. Kemungkinan besar banyak legenda-legenda mengenai santo Valentinus diciptakan pada jaman ini. Beberapa di antaranya bercerita bahwa:

* Sore hari sebelum santo Valentinus akan gugur sebagai martir (mati syuhada), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis "Dari Valentinusmu".
* Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka.

Pada kebanyakan versi legenda-legenda ini, 14 Februari dihubungkan dengan keguguran sebagai martir.

Hari Valentine pada era modern
Hari Valentine kemungkinan diimpor oleh Amerika Utara dari Britania Raya, negara yang mengkolonisasi daerah tersebut. Di Amerika Serikat kartu Valentine pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A. Howland (1828 – 1904) dari Worcester, Massachusetts. Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar dan ia mendapat ilham untuk memproduksi kartu dari sebuah kartu Valentine Inggris yang ia terima. (Semenjak tahun 2001, The Greeting Card Association setiap tahun mengeluarkan penghargaan "Esther Howland Award for a Greeting Card Visionary".)

Tradisi Hari Valentine di negara-negara non-Barat
Di Jepang, Hari Valentine sudah muncul berkat marketing besar-besaran, sebagai hari di mana para wanita memberi para pria yang mereka senangi permen cokelat. Namun hal ini tidaklah dilakukan secara sukarela melainkan menjadi sebuah kewajiban, terutama bagi mereka yang bekerja di kantor-kantor. Mereka memberi cokelat kepada para teman kerja pria mereka, kadangkala dengan biaya besar. Cokelat ini disebut sebagai Giri-choko, dari kata giri (kewajiban) dan choco (cokelat). Lalu berkat usaha marketing lebih lanjut, sebuah hari balasan, disebut “Hari Putih”(White Day) muncul. Pada hari ini (14 Maret), pria yang sudah mendapat cokelat pada hari Valentine diharapkan memberi sesuatu kembali.

Di Taiwan, sebagai tambahan dari Hari Valentine dan Hari Putih, masih ada satu hari raya lainnya yang mirip dengan kedua hari raya ini ditilik dari fungsinya. Namanya adalah "Hari Raya Anak Perempuan" (Qi Xi). Hari ini diadakan pada hari ke-7, bulan ke-7 menurut tarikh kalender kamariyah Tionghoa.

Di Indonesia, budaya bertukaran surat ucapan antar kekasih juga mulai muncul. Budaya ini cenderung menjadi budaya populer dan konsumtif karena perayaan valentine lebih banyak ditujukan sebagai ajakan pembelian barang-barang yang terkait dengan valentine seperti kotak coklat, perhiasan dan boneka. Pertokoan dan media (stasium TV, radio, dan majalah remaja) terutama di kota-kota besar di Indonesia marak mengadakan acara-acara yang
berkaitan dengan valentine.

Sejarah Valentine II

Valentine’s Day atau dalam bahasa Indonesia disadur menjadi Hari Kasih Sayang menjadi satu momen yang membudaya di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta. Sebagai informasi awal dari pembahasan kita, valentine’s day ini, bukanlah budaya asli bangsa Indonesia. Jadi,.. mari kita telaah lebih lanjut sejarah dari valentine’s day ini.
Ada beberapa versi yang menjadi latar belakang munculnya suatu perayaan yang di kenal oleh seluruh bangsa di dunia sebagai Hari Kasih Sayang. Namun, pada pembahasan kita kali ini, saya hanya akan membahas 2 (dua) versi terbesar.
Dahulu kala, pada jaman Romawi Kuno diperingati perayaan untuk menghormati Dewi Juno (bagi bangsa Yunani dikenal dengan Hera) yang bagi bangsa Romwai merupakan Dewi Kesuburan Wanita. Peringatan diadakan setiap tanggal 14 Februari dan dilanjutkan pada hari berikutnya dengan Perayaan Lupercalia. Dewasa ini, para pria dan wanita dapat mengatur pertemuan dimana saja dan kapan saja, untuk kepentingan pribadi, bisnis atau apa pun juga tanpa adanya hubungan darah sekali pun. Pada jaman romawi ini, para pemuda dan gadis-gadis hidup terpisah. Kalau pun mereka bertemu, para gadis harus berjalan dengan kepala menunduk.
Istimewanya Perayaan Lupercalia ini adalah para pemuda diperkenankan menuliskan nama mereka masing-masing pada selembar kertas, kemudian dilipat dan dimasukkan ke sebuah gentong yang telah disediakan secara khusus. Kemudian para gadis, secara bergiliran mengambil selembar kertas dari dalam gentong dan menemui pemuda yang namanya tertera pada lembar kertas yang dia dapat. Berdasarkan hasil penelitian para ahli sejarah, hasil ‘penjodohan’ secara terbuka ini banyak yang berakhir pada sebuah pernikahan, namun sebagian kecil menemukan ketidak cocokkan dan memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan mereka.
Proses pendekatan ini, diwarnai dengan mengirim puisi romantis dan makan malam dengan suasana yang menarik di tengah kota dengan lampu hiasnya. Budaya ini terus berlangsung bahkan sampai saat ini, namun pada tanggal 14 Februari dinamakan menjadi Valentine’s Day dari sejarah menurut versi terbesar kedua.
Versi kedua dikatakan bahwa Valentine’s Day berasal dari nama seorang Santo yang beragama Katolik Roma yaitu Santo Valentine. Romawi pernah diperintah oleh Kaisar Claudius II, seorang kaisar yang kejam yang pada saat kerajan dipimpin olehnya terjadi perang besar (tidak dijelaskan secara detail dimana pun, perang apa yang terjadi pada saat pemerintahan Kaisar Cladius II ini). Rakyatnya menentang terjadinya perang dan tidak secara sukarela mengikuti kebijakan pemerintah yaitu Wajib Militer. Alasan masyarakat yang paling logis pada saat itu adalah bahwa mereka sudah berkeluarga dan tidak mau hal buruk terjadi pada mereka di kemudian hari sebagai akibat dari mengikuti perang tersebut. Ada juga yang beralasan karena dalam waktu dekat mereka akan segera bertunangan ataupun menikah, jadi mereka menentang Wajib Militer.
Mendengar pembangkangan yang dilakukan oleh rakyatnya, Kaisar Claudius II menjadi murka. Akhirnya dia mengeluarkan peraturan bahwa di seluruh kerajaan Roma DILARANG ADANYA PERTUNANGAN DAN/ATAU PERNIKAHAN dan semua rakyatnya yang berjenis kelamin laki-laki wajib militer. Kebijakan Kaisar yang sangat tidak toleran ini mengakibatkan banyak sekali kehancuran dan ketidak tenteraman bagi rakyatnya pada masa itu. Bahkan, setiap pemuda yang tidak bersedia meninggalkan keluarganya akan ditarik secara paksa atau dipukul untuk bersedia masuk dalam kamp-kamp pelatihan militer pada saat itu dan dikirim ke medan perang. Banyak sekali keluarga-keluarga yang kehilangan suami dan/atau anak laki-lakinya hanya karena keotoriteran Kaisar Claudius II pada saat itu.
Seorang Pastur dari Biara Kecil di daerah Roma, secara diam-diam memberikan pemberkatan pernikahan bagi pasangan-pasangan yang berniat untuk menikah dan menyembunyikan sertifikat mereka dengan baik. Hal ini berlangsung terus sampai kemudian, rahasia kecil ini terbongkar dan pastur tersebut ditangkap lalu dijebloskan ke dalam penjara bawah tanah. Selama di penjara pastor tersebut berkenalan dengan anak gadis dari Kepala Sipir Penjara. Gadis itu secara rutin menemui pastor dan mereka saling bertukar cerita kesukaan juga kesedihan dari balik pintu penjara. Karena kebaikan hati dan pertolongan yang telah diberikan oleh pastor tersebut, masyarakat pada saat itu menutut pembebasannya. Kaisar Claudius II akhirnya menjatuhkan hukuman mati yaitu dipenggal kepalanya. Sehari sebelum hari kematiannya, pastor dengan nama Valentine itu membuat sebuah surat yang ditujukan kepada teman-temannya dan teristimewa untuk putri kepala sipir penjara yang dibubuhkan tulisan “from your Valentine“. Ironisnya, Kaisar Claudius menetapkan tanggal 14 Februari tahun 270 sebagai hari pelaksanaan hukuman mati bagi Pastor Valentine. Semenjak itu masyarakat menyebut hari itu sebagai Valentine’s Day dan keesokkannya merayakan Lupercalia.
Kurang lebih delapan ratus tahun kemudian, golongan Gereja Katolik Roma yang menganut PAGANISM (tidak percaya pada hal-hal mistis) menolak adanya Perayaan Lupercalia untuk memberikan persembahan kepada Dewi Cinta ataupun Dewi Kesuburan Wanita. Mereka mengangkat Pastor Valentine menjadi seorang Santo dan mendeklarasikan bahwa setiap tanggal 14 Februari adalah St. Valentine’s Day.
Secara garis besar dapat kita simpulkan, bahwa awalnya perayaan-perayaan tersebut di atas adalah suatu wujud ungkapan syukur suatu bangsa untuk berkat-berkat yang boleh mereka dapatkan. Hanya saja, mereka tidak menyikapinya sebagai seorang pengikut Kristus yang beriman hanya kepada Allah Tritunggal saja.
Seorang pujangga bernama Eleanor Whitesides menulis: “To make a valentine God took two shafts of wood and on that wood in love and anguish placed His Son, who gave His Heart that mine might be made new.” Secara bebas dapat diartikan “ Untuk menciptakan suatu valentine, Allah telah mengambil dua potong kayu dan di atas kayu itu, dengan kasih dan derita Ia menempatkan AnakNya yang telah memberikan hatiNya supaya hatiku dapat dijadikan baru. “
Inilah seharusnya yang menjadi makna Hari Kasih Sayang bagi umat Kristiani di seluruh dunia. Bukan karena menghormati seorang Santo yang adalah seratus persen manusia, tapi memberikan penghargaan yang tertinggi kepada Allah yang adalah seratus persen manusia dan seratus persen Allah. Bukti kasih Allah adalah sangat nyata bagi kita manusia yang adalah “pengantin-pengantin”nya seperti sudah tertulis dalam 2 Kor 11:2. Rasul Paulus memberikan analogi, sehubungan dengan gencarnya perayaan Valentine’s Day, tentang hubungan kasih antara Kristus dengan jemaatNya (Efesus 5:25). Jemaat-jemaat Tuhan yang berkumpul menjadi satu untuk beribadah kepada Tuhan akan disebut sebagai gereja. Gereja adalah tubuh Kristus. Apabila hubungan suami istri dalam suatu keluarga retak, maka gereja akan retak dan tubuh Kristus akan retak. Namun ketika huubungan suami istri dalam membina keluarganya kuat dengan didasari oleh Firman Tuhan maka gereja pun akan kuat dan tubuh Kristus di dunia ini akan menjadi kuat. Makna Hari Kasih Sayang yang mendunia adalah memberikan ungkapan kasih yang tulus dan mendalam kepada setiap orang sebagai satu respon pengucapan syukur atas Anugerah Keselamatan yang telah diberikan Yesus kepada seluruh umat manusia di dunia tanpa kecuali.
Geliat budaya Valentine’s Day ini mulai masuk ke Indonesia diperkirakan pada akhir abad 19. Para pemuda dan pemudi Indonesia, khususnya pemuda dan pemudi Kristen umumnya membatasi makna dari Valentine’s Day adalah penyataan kasih HANYA kepada orang yang saat itu sedang dekat dengan dirinya. Biasanya penyataan-penyataan ini diungkapkan dengan memberikan bunga mawar, bingkisan coklat, boneka dan pernak-pernik lucu lainnya.
Sebagai seorang pemuda/i Kristen, sebaiknya kita tidak terlalu memberikan suatu keistimewaan tersendiri untuk Valentine’s Day ini. Karena, perayaan ini hanyalah sebuah simbol yang dahulu kala diawali dengan budaya menyembah dewa atau dewi Romawi. Dalam doktrin agama Kristen, tidak ada Allah lain selain Yesus Kristus sehingga tidak boleh ada penyembahan kepada illah-illah palsu. Mengambil makna secara teologis seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, dapat dimengerti. Namun mengagungkan hari dimana Allah sendiri tidak berfiman akan kekudusan Valentine’s Day ini adalah tidak bijaksana dan tidak beriman bagi anak-anak Tuhan.
Rasul Yohanes menulis dalam 1 Yoh 4:7-11 yang intinya berbunyi, “Marilah kita saling mengasihi, sebab KASIH ITU BERASAL DARI ALLAH; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari ALLAH dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih …. Jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita dan kasihNya sempurna di dalam kita.“
Firman Tuhan sangat tegas berkata bahwa Kasih itu berasal dari Allah, bukan karena pengorbanan seorang Santo atau perlindungan Dewa atau Dewi. Dan mengasihi adalah respon kita terhadap kasih yang terlebih dahulu diberikan kepada kita. Dan dia tidak mengatakan hanya pada satu momen atau hanya beberapa kali saja, tapi selalu (saling) karena saat kita mengasihi berarti sosok Kristus terpancar dalam diri kita.
Selamat Mengasihi saudara-saudara, karena dari kehidupan kitalah setiap orang dapat melihat teladan Kristus yang ajaib. Tuhan Memberkati.

Imlek

| Tahun Baru Imlek 2560
Tahun-baru-imlek-2560
Tentang Imlek 2560, sejak abad ke-7, bangsa Cina telah datang ke bumi nusantara. Dengan demikian, masyarakat dan budaya Tionghua sudah berbaur cukup lama hingga sulit sekali membedakan mana orang Tionghua dan bukan, Mana budaya Tionghua dan yang budaya asli, yang ada di sekitar kita di Indonesia.
Termasuk dengan Perayaan kali ini, Tahun baru imlek 2560. Masyarakat Tionghua yang merantau dan tinggal, serta berbaur dengan masyarakat asli di wilayah Indonesia, juga membawa tradisi perayaan tahun Baru Cina selama ratusan tahun.Imlek atau Sin Tjia adalah perayaan para petani Cina yang berkaitan dengan pesta menyambut musim semi. Perayaan ini dimulai pada tanggal 30 bulan ke-12 dan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama. Kegiatannya meliputi sembahyang Imlek, sembahyang kepada sang pencipta dan perayaan Cap Go Meh.

Dengan tujuan sebagai wujud Syukur dan doa harapan agar tahun depan mendapatkan rejeki yang melimpah. Perayaan dilakukan dengan sembahyang di Kelenteng dan menjamu leluhur serta bersilaturahmi dengan para kerabat, keluarga dan tetangga.
Perayaan ini juga dipengaruhi oleh kepercayaan masyarakat Cina. Agama Tridharma, gabungan tiga agama besar di Cina yaitu Kong Hu Cu, Taoisme, Buddha yang biasanya secara ritual dilakukan bersamaan dan tempat ibadahnya disebut Kelenteng.

Selain sembahyang di kelenteng, masih banyak pernik – pernik perayaan Imlek. Hiasan seperti lampion, Angpao (isinya berupa uang) dan tentu saja makanan. Untuk makanan, dalam perayaan Imlek selalu menyajikan 12 macam masakan dan 12 macam kue sesuai dengan lambang – lambang Shio yang ada dalam penanggalan Cina. Masakan dan kue yang disajikan mepunyai makna – mana tertentu. Kue Lapis melambangkanharapan akan rejeki yang berlapis – lapis.
Kue Keranjang yang biasanya disusun ke atas dengan kue mangkok yang berwarna merah di bagian atasnya melambangkan kehidupan yang manis dan menanjak serta kian mekar.Selain itu juga ditampilkan Barongsai, kesenian khas Budaya Tionghoa dan kembang api.
Pada tahun 1901 berdirilah organisasi Tiong Hoa Hwee Kwan. Kemudian pada tahun 1939 mereka mendirikan partai Tionghoa Indonesia. Sejak itu istilah Tiong Hoa dipakai sebagai sebutan padanan bagi Cina.
Namun karena adanya gejolak politik pada tahun1965, orde baru melarang segala sesuatu yang berbau Tionghua. Dikeluarkannya Instruksi Presiden no.14 tahun 1967 menjadikan kegiatan situal budaya Cina, bahkan sampai pada penggunaan bahasa China dilarang. Maka segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan Cina sempat terhenti hingga akhirnya Indonesia memasuki masa reformasi.
Presiden Abdurahman Wahid mencabut inpres tersebut dan pada tahun 2002 dikeluarkanlah keppres tentang perayaan Imlek. Lewat Keppres No.19 tahun 2002, menetapkan tahun baru Imlek menjadi Hari Nasional.
Tau ga? Ternyata IMLEK lebih merupakan perayaan tahun baru yang gak ada hubungannya dengan kepercayaan atau agama apapun. Imlek lebih merupakan titik penanda berakhirnya musim dingin dan permulaan musim semi. Konon, pada musim semi inilah para petani mulai kembali menggarap lahannya di daratan Tiongkok sana. Inilah yang kemudian dipahami sebagai moment untuk mulai menemukan kembali berbagai harapan atas pemaknaan waktu.
Dalam praktiknya di kemudian hari ini, lahir satu kebutuhan bagi masyarakat untuk memaknai moment permulaan menanam padi tersebut dalam bentuk perayaan. Nah baru deh di dalam perayaan tersebut, muncul berbagai mitos kepercayaan yang dianggep sebagai kekuatan yang sakral dalam suasana ritual yang dijadikan moment untuk berharap.
Dalam rentang waktu ribuan tahun, berbagai perubahan cara pandang terhadap IMLEK terjadi dari generasi ke generasi. Namun inti utamanya adalah tetap sebagai sebuah tradisi yang berhubungan erat dengan pemaknaan manusia atas waktu dan harapan.
BarongsaiMenurut kepercayaan, Barongsai adalah sejenis makhluk khayalan yang bisa menolak segala sesuatu yang bisa mengganggu. Itulah sebabnya di bank atau di tempat-tempat tertentu selalu di tempatkan makhluk menyerupai singa, jadi mereka seolah-olah menjaga atau menghalau bala. Agak-agak mirip Singapore gitu deh, dimana mana banyak patung singanya kan (apa gara-gara itu ekonominya bagus terus ya???
PS: Btw, ternyata kalau pemain barongsai nya bagi-bagiin amplop angpao ke penonton itu justru minta diisi ya???? Gue kira mereka ngasih ngasih angpao isi duit gratis ke penonton . . .

Hari Raya Paskah

Hukum Taurat melukiskan tiga hari raya ziarah: Hari Raya Paskah (Ibrani: "PESAKH"), Hari Raya Pentakosta (Ibrani: "KHAG SHAVU'OT"), dan Hari Raya Tabernakel (Ibrani: "SUKOT"). Masing-masing hari raya dihubungkan dengan lingkaran agrikultural Israel, dan juga memiliki simbol-simbol teologikal.


Tiga hari raya Yahudi tersebut merupakan 'major festival' masing-masing jatuh pada :


[1] Perayaan Pesakh 15 Nisan, dimulai pada 'erev pesakh (paskah petang), 14 Nisan (Imamat 23:5).
[2] Shavu'ot (Hari Raya Pentakosta), 6 Sivan
[3] Sukot (Hari Raya Tabernakel), 15 Tishri


* Imamat 23:5
LAI TB, Dalam bulan yang pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada waktu senja, ada Paskah bagi TUHAN.
King James Version (KJV), In the fourteenth day of the first month at even is the LORD's passover.
Jewish Publication Society Tanakh (JPST), In the first month, on the fourteenth day of the month at dusk, is the LORD'S passover.
Biblia Hebraic Stuttgartensia (BHS), Hebrew with vowels,
בַּחֹדֶשׁ הָרִאשֹׁון בְּאַרְבָּעָה עָשָׂר לַחֹדֶשׁ בֵּין הָעַרְבָּיִם פֶּסַח לַיהוָה׃
Translit interlinear, BAKHODESY {pada bulan} HARI'SYON {pertama itu} BE'ARBA'AH {pada empat} 'ASAR {sepuluh} LAKHODESY {kepada bulan} BEYN {antara} HA'ARBAYIM {petang} PESAKH {Paskah} LAYHOVAH {bagi TUHAN}


Menurut Kelender Yahudi Tahun 2006, Peringatan פסח - PESAKH jatuh pada hari Rabu sore, 12 April 2006. Kalangan Yudaisme menamakan hari itu sebagai ערב פסח - 'EREV PESAKH (14 Nisan).

Baru pada Kamis sore, 13 April 2006 bertepatan dengan tanggal 15 Nisan 5766 mereka merayakan פסח - PESAKH . Perayaan ini ini dikenal juga dengan nama חג המצות - KHAG HAMATSOT (Hari Raya Roti Tidak Beragi, 15 Nisan).


* Imamat 23:6
LAI TB, Dan pada hari yang kelima belas bulan itu ada hari raya Roti Tidak Beragi bagi TUHAN; tujuh hari lamanya kamu harus makan roti yang tidak beragi.
KJV, And on the fifteenth day of the same month is the feast of unleavened bread unto the LORD: seven days ye must eat unleavened bread.
JPST, And on the fifteenth day of the same month is the feast of unleavened bread unto the LORD; seven days ye shall eat unleavened bread.
Hebrew,
וּבַחֲמִשָּׁה עָשָׂר יֹום לַחֹדֶשׁ הַזֶּה חַג הַמַּצֹּות לַיהוָה שִׁבְעַת יָמִים מַצֹּות תֹּאכֵלוּ׃
Translit interlinear, UVAKHAMISYAH {dan pada lima} 'ASAR {sepuluh} YOM {hari} LAKHODESY {kepada bulan} HAZEH {itu} KHAG {hari raya} HAMATSOT {roti tidak beragi itu} LAYHOVAH {bagi TUHAN} SYIV'AT {tujuh} YAMIM {hari} MATSOT {roti tidak beragi} TO'KHELU {engkau harus makan}



Perjamuan Paskah:


Hari Raya Paskah digunakan untuk memperingati kelahiran kembali, dan melambangkan asal-usul masyarakat Yahudi.

Perjamuan Paskah dilaksanakan menurut pola turun-temurun dalam setiap rumah tangga Yahudi. Ciri khas perjamuan Paskah ini, orang Yahudi minum empat cawan anggur (Ibrani, YAYIN), melambangkan empat kerajaan dunia. Hal ini diatur dalam Talmud Yerusalem Pesakhim 37c, Midrasy Genesis Raba 70). Umat makan Paskan secara bersandar menurut cara orang-orang kaya, melambangkan kemerdekaan mereka dari perbudakan.



Tata-cara perjamuan Paskah, sbb :


1. KADESH. Suatu berkat pembukaan dan doa yang berbunyi, "BARUKH 'ATAH ADONAI, 'ELOHEINU MELEKH HA'OLAM, BORE' PERI HAGAFEN", "diberkatilah Engkau ya TUHAN, Allah kami, raja semesta alam, yang menciptakan buah anggur" diikuti oleh minum dari cawan yang pertama dari keempat cawan anggur dan sepinggan sayur-sayuran dan kuah. Cawan yang pertama ini disebut CAWAN PENGUDUSAN (dari 4 cawan anggur yang diedarkan selama upacara tersebut). Inilah yang dilakukan oleh Yesus Kristus dalam Lukas 22:17.


2. Sebelum makan sayur-sayuran yang disebut KARPAS dan kuah, mereka melakukan UREKHÂTS atau pembasuhan tangan. Kemudian para peserta Perjamuan Paskah mencelupkan sayuran hijau ke dalam air garam dan memakannya. Inilah yang dilakukan oleh Yesus Kristus dalam Yohanes 13:26-27


3. Setelah itu, kepala keluarga mengambil satu dari tiga roti pipih tidak beragi (Ibrani "MATSAH", Yunani "AZUMOS"), lalu memecah-mecahkannya dan menyisihkan sebagian. Dalam setiap meja Perjamuan Paskah selalu disiapkan sebuah tas kain yang dinamakan MATSAH TOSY. Tas kain ini bisa berbentuk persegi atau bundar dan diletakkan di atas meja. Di dalam MATSAH TOSY ini ada tiga potong roti tidak beragi , masing-masing dimasukkan ke dalam kantong yang berbeda. Pada langkah yang disebut YAKHATS ini, roti yang ada di tengah diambil dari tempatnya dan dipecah menjadi dua. Inilah yang dilakukan oleh Yesus Kristus dalam Matius 26:26 dan Lukas 22:19. Potongan terbesar dibungkus dengan kain dan disisihkan untuk dimakan kemudian diakhir Perjamuan. Potongan ini dinamakan 'AFIKOMEN.


4. Kemudian kepala keluarga menceritakan kepada anggota keluarga tentang kisah Paskah. Dan nyanyian yang diambil dari Mazmur 113 & 114 dinyanyikan. Kisah penetapan Paskah (MAGID) diucapkan, Mazmur 113 dinyanyikan, MAGID ditutup dan pada saat ini cawan anggur ke-2 diisi lalu diedarkan. Cawan yang kedua yang dinamakan CAWAN MURKA diminum.


5. Kemudian acara makan utama dilaksanakan, semua orang mencuci tangannya. Sesudah berdoa untuk makanan itu dengan sebuah doa berkat berbunyi, "BARUKH 'ATAH ADONAY, 'ELOHEINU MELEKH HA'OLAM HAMOTSI LEKHEM MIN HA'ARETS", "diberkatilah Engkau ya TUHAN, Allah kami, raja semesta alam yang menghasilkan roti di bumi" maka dimakanlah makanan utama (SHULKHAN 'OREKH) yang terdiri dari daging panggang dan roti yang tidak beragi (MATSAH) dan sayuran pahit (MAROR) berurut-urutan.

* Keluaran 12:8
LAI TB, Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit.
KJV, And they shall eat the flesh in that night, roast with fire, and unleavened bread; and with bitter herbs they shall eat it.
Hebrew,
וְאָכְלוּ אֶת־הַבָּשָׂר בַּלַּיְלָה הַזֶּה צְלִי־אֵשׁ וּמַצֹּות עַל־מְרֹרִים יֹאכְלֻהוּ׃
Translit, VE'AKHELU 'ET-HABASAR BALAILÂH HAZEH TSELI-'ESH UMATSOT 'AL-MERORIM YO'KHLUHÛ"


Sayur pahit ini melambangkan kepahitan selama perbudakan di tanah Mesir.


Kemudian kepala keluarga kembali mengambil roti tidak beragi (MATSAH) yang sudah disisihkan sebelumnya. Kemudian MATSAH dan MAROR dimakan bersama-sama dalam acara yang disebut KOREKH, Disusul dengan memakan 'AFIKOMEN, dan sesudah berdoa lagi maka diminumlah cawan anggur yang ke-3 yaitu CAWAN PENEBUSAN. Inilah yang dilakukan oleh Yesus Kristus dalam Lukas 22:20.


6. Upacara ini ditutup dengan nyanyian Mazmur 114-118 (HALEL, atau "HALELUYAH") dinyanyikan sebagai ucapan syukur dan cawan yang ke-4 (anggur terakhir) diminum, dan pintu rumah dibuka sebagai simbolik menyambut kedatangan Elia yang akan datang yang akan memberitakan kedatangan Mesias.


7. Acara terakhir adalah NIRTSAH, melantunkan kidung pujian (Matius 26:30; Markus 14:26).





Sumber :
- Yohannes/Biblika
- Handbook to the Bible, p 550-551

Kitab Ester

Para ahli sejarah menceritakan bahwa peperangan di Salamis pada tahun 480 S.M. merupakan pertempuran yang sangat penting bagi dunia saat bangsa Yunani menaklukkan armada besar raja Persia. Ditengah-tengah babak yang terkenal dalam sejarah dunia, kita menjumpai cerita tentang kecantikan dan pesona Ester di dalam cerita Alkitab. Meskipun nama Tuhan tidak disebut dalam kitab Ester, setiap lembar halaman penuh dengan ‘Tuhan’ yang tersirat di balik setiap kata.

Kitab ini diawali dengan suatu pesta yang digelar oleh tokoh dunia, Ahasyweros, dan ditutup dengan perayaan pesta tokoh pilihan Tuhan, Mordekhai. Kitab Ester diambil dari nama seorang yatim piatu bangsa Yahudi yang kemudian menjadi ratu Persia. Kitab Ester berkisar tentang peristiwa tiga perayaan: pesta raja Ahasyweros (Ester 1-2); pesta Ester (Ester 7); dan pesta Purim (Ester 9).
Kitab Ester dan kitab Rut merupakan kitab di dalam Alkitab yang menyandang nama seorang wanita. Nama ‘Ester’ memiliki arti ‘bintang dari timur’. Dua wanita elok ini ‘bergandengan tangan’ demi kepentingan umat Tuhan. Rut menjadi leluhur Sang Penebus bangsa Israel sedangkan Ester menyelamatkan umatnya sehingga memungkinkan hadirnya Sang Penebus. Dari abad ke abad Tuhan tetap melindungi bangsa ini untuk dipakai menjadi berkat bagi seluruh dunia, seperti janjinya terhadap Abraham.

Pengalaman Ester mirip dengan apa yang dialami oleh Yusuf dan Daud. Tuhan mempunyai cara tersembunyi bagi seseorang dalam mewujudkan rencana-Nya. Ester yang menawan hati terlihat jelas sebagai sosok pilihan Tuhan yang datang ke istana tepat pada saatnya (baca Ester 4:14). Kita dapat melihat ia mempertaruhkan hidupnya saat menghadap raja demi kepentingan rakyatnya dengan berkata, ”…kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati” (Ester 4:16).

PENOLAKAN WASTI (Ester 1). Kitab Ester dimulai dengan kisah raja Ahasyweros yang menjamu para bangsawan dan pangeran di istana kerajaannya selama 180 hari di Susan, tempat kediaman raja di musim dingin. Saat raja dan para tamu bersuka-ria dalam kemabukan, raja memanggil ratu Wasti untuk memamerkan kecantikan sang ratu di hadapan para tamu. Bagi wanita Persia, hal semacam ini tidak diperbolehkan sebab merupakan suatu penghinaan bagi kaumnya. Wasti menolak menghadap raja sehingga geramlah sang raja dan memecatnya.

PENOBATAN ESTER (Ester 2). Setelah peristiwa terjadi atas Wasti, dikumpulkannya para gadis yang elok rupa agar raja memilih untuk menggantikan Wasti. Saat Ahasyweros melihat Ester, dia memilih dan menjadikannya ratu. Ester, seorang gadis yatim piatu bangsa Yahudi yang dibawa oleh sepupunya, Moderkhai, akhirnya naik tahta di kerajaan Persia. Ester menjabat sebagai ratu selama tiga belas tahun dan pernikahannya dengan raja Persia yang terkenal telah membawa pengangkatan harga diri bagi bangsa Yahudi dan memungkinkan bagi Nehemia untuk membangun tembok Yerusalem (Nehemiah 2:1-8).

PERSEKONGKOLAN HAMAN (Ester 3 – 4). Dalam pasal 3-5 tertulis kisah pengaruh seseorang bernama Haman. Dia diangkat sebagai pembesar dengan jabatan tertinggi oleh raja Ahasyweros. Melambung dalam kebanggaan, Haman tidak dapat menoleransi kelalaian orang lain bahkan dalam hal yang sepele. Kesalahan kecil Mordekhai telah diperbesar menjadi ancaman hukuman. Mordekhai, sebagai orang Yahudi, tidak dapat memberi penghormatan kepada manusia seperti layaknya kepada Tuhan. Sikap ini membuat Haman begitu marah sehingga ia berikhtiar memusnahkan semua rakyat Yahudi dari seluruh kerajaan. Dia berusaha membuktikan kepada raja bahwa rakyat Yahudi merupakan orang-orang yang tidak setia. Bahkan Haman menyuap raja sehingga raja mengeluarkan perintah supaya orang-orang Yahudi dibinasakan. Bangsa Yahudi begitu sedih dan berkabung dan hal ini sampai ke telinga ratu Ester sehingga ia memanggil Mordekhai untuk mengetahui kebenaran keputusan tersebut. Mordekhai mengatakan ”Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.” (Ester 4:14) Memang untuk melaksanakan kebenaran, kita akan menghadapi resiko yang dapat membahayakan kehidupan kita, yang mana kita diperhadapkan pada jawaban sang ratu ”…kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati”.

USAHA DARI ESTER (Ester 5). Ratu Ester telah memilih jalan yang sangat membahayakan dirinya sendiri demi kepentingan rakyatnya yang tertindas, bangsa Yahudi. Satu hal yang harus selalu kita lakukan yakni lakukanlah apa yang benar dan serahkan selanjutnya pada Tuhan. Kegagalan bukanlah dosa akan tetapi tidak beriman merupakan dosa. Ada saatnya bagi kita untuk bertindak dan bertindaklah saat Tuhan berbicara! Meskipun Ester menjadi ratu dari raja besar, dia tidak melupakan Mordekhai yang telah membesarkannya sejak masa kanak-kanak. Merupakan tindakan yang berani saat Ester memasuki hadirat sang raja tanpa diundang, tetapi dia telah diterima oleh raja dan permohonannya dikabulkan. Akhirnya Haman dihukum gantung sedangkan Mordekhai diangkat oleh raja untuk menggantikan Haman.

PEMBEBASAN BANGSA YAHUDI (Ester 6-10). Kitab Ester ditutup dengan cerita tentang penetapan pesta Purim and pengangkatan Mordekhai untuk mengisi posisi Haman. Mordekhai menjadi orang kedua setelah raja Persia. Pesta Purim merayakan pembebasan bangsa Yahudi dari bahaya yang mengerikan. Pesta itu merupakan Hari ucapan syukur bagi umat pilihan Tuhan karena Ia senantiasa membebaskan umat-Nya dari bahaya dan perbudakan.

Kitab Ester merupakan rantai penting tentang peristiwa–peristiwa yang menceritakan pembentukan kembali bangsa Ibrani di tanah mereka sendiri dalam mempersiapkan kedatangan Mesias ke dalam dunia ini.

Adapun karakter Ester dapat dibaca dalam:

Ester 2:15 … cantik dan sederhana
Ester 2:9-17; 5:1-3 … menawan hati
Ester 2:10 … patuh dan penurut
Ester 4:16 … rendah hati
Ester 7:6 … berani
Ester 2:22; 8:1-2; 7:3-4 … setia dan konstan

Story of Muhammad

Kita lihat lebih jauh pada kehidupan pribadi Muhammad. Secara historis, dapat kita lihat kecenderungan beliau dalam menyelesaikan suatu konflik melalui kehendak nalurinya sendiri. Tak jarang, kekerasan dan pembunuhan dijadikan tindakan akhir dalam menghabisi lawan-lawannya. Sangat ironis memang, dengan konsekuensi beliau sebagai seorang "nabi" menurut kepercayaan Islam (tentu, bila saja ini benar). Selain itu, tindakan penghabisan terakhir yang banyak dilakukan Muhammad, cenderung mengindikasikan adanya natur balas dendam yang sangat besar dalam kepribadiannya.

Berikut beberapa quote yang terambil dari berbagai sumber Islam sendiri yang berkaitan dengan masalah ini.

Sebagai awal, terlepas dari praduga dan hipotesa bahwa Muhammad seorang teroris, beliau mengaku telah mendapat perintah dari Allah SWT untuk mengumumkan perang terhadap siapa pun yang menolak menerima Islam :

"Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhir, dan tidak mematuhi larangan Allah dan rasulNya, dan tidak beragama yang benar, mereka itu dari kelompok penerima Kitab sampai mereka membayar pajak secara sukarela dan tunduk" (surah 9 at-Taubah 29)

Perintah ini agaknya dipandang dan diinterpretasikan secara bias oleh Muhammad untuk memberikan justifikasi bagi tindakan-tindakan kekerasan dan pembunuhan yang dilakukannya.

Pembunuhan Atas Asma binti Marwan

Setelah hijrah ke Madinah, Muhammad melakukan pembunuhan terhadap orang-orang tertentu yang tak disukainya, termasuk di dalamnya Asma, seorang wanita setempat yang mengutuk perbuatan keji Muhammad dalam pembunuhan yang telah terjadi sebelumnya, yaitu yang menimpa diri Abu Afak (akan dipaparkan lebih lanjut dalam paper ini).

Pada awalnya, Asma melontarkan pernyataan dan tuduhan yang tak menyenangkan kaum Muslimin perihal pembunuhan tersebut. Menurutnya, adalah suatu kerendahan bila sukunya harus tunduk dan taat kepada Muhammad dan pengikutnya, yang diseburnya sebagai ‘manusia lapar yang menantikan kaldu masakan’ :
UMAYR B. `ADIYY'S JOURNEY TO KILL `ASMA' D. MARWAN She was of B. Umayyya b. Zayd. When Abu `Afak had been killed she displayed disaffection. `Abdullah b. al-Harith b. Al-Fudayl from his father said that she was married to a man of B. Khatma called Yazid b. Zayd. Blaming Islam and its followers she said:
I despise B. Malik and al-Nabit and `Auf and B. al-Khazraj. You obey a stranger who is none of yours, One not of Murad or Madhhij. {1} Do you expect good from him after the killing of your chiefs Like a hungry man waiting for a cook's broth? Is there no man of pride who would attack him by surprise And cut off the hopes of those who expect aught from him? Hassan b. Thabit answered her: Banu Wa'il and B. Waqif and Khatma Are inferior to B. al-Khazrahj. When she called for folly woe to her in her weeping, For death is coming. She stirred up a man of glorious origin, Noble in his going out and in his coming in. Before midnight he dyed her in her blood And incurred no guilt thereby. (Sirat Rasul Allah, A. Guilaume's translation "The Life of Muhammad" page 675, 676)

Atas protes tersebut, Asma lalu dibunuh. Abu Afak adalah seorang pria lanjut usia yang dibunuh atas perintah Muhammad karena cercaan yang dilontarkan kepadanya :

Abu Afak, a man of great age (reputedly 120 years) was killed because he lampooned Mohammad. The deed was done by Salem b. 'Omayr at the behest of the Prophet, who had asked, "Who will deal with this rascal for me?" The killing of such an old man moved a poetess, Asma b. Marwan, to compose disrespectful verses about the Prophet, and she too was assassinated.("23 Years; A Study of the Prophetic Career of Mohammad", by Ali Dashti, Mazda Press, 1994, p. 100)

Dengan cara apa Asma dibunuh?

Menurut Kitab-al-Tabaqat al-Kabir, pembunuhan dijalankan oleh Umayr Ibn Adi, seorang Muslim tuna netra dengan cara menyelinap ke rumah Asma di waktu malam ketika wanita itu tengah menyusui bayinya. Setelah berhasil memisahkan bayi itu dari ibunya, Umayr menghunjamkan pedangnya ke dada Asma hingga menembus punggungnya. Mendengar kematian Asma, Muhammad memuji Umayr atas perbuatannya dan memanggilnya "yang melihat" (‘the seeing’). Terhadap Asma yang telah meninggal, pun Muhammad masih menghinanya dengan berkata, "dua ekor kambing akan mengarahkan pantat membelakanginya". Artinya, takkan ada yang peduli terhadap kematiannya (Asma) :

SARIYYAH OF `UMAYR IBN `ADI

Then (occurred) the sariyyah of `Umayr ibn `Adi Ibn Kharashah al-Khatmi against `Asma' Bint Marwan, of Banu Umayyah Ibn Zayd, when five nights had remained from the month of Ramadan, in the beginning of the nineteenth month from the hijrah of the apostle of Allah. `Asma' was the wife of Yazid Ibn Zayd Ibn Hisn al-Khatmi. She used to revile Islam, offend the prophet and instigate the (people) against him. She composed verses. Umayr Ibn Adi came to her in the night and entered her house. Her children were sleeping around her. There was one whom she was suckling. He searched her with his hand because he was blind, and separated the child from her. He thrust his sword in her chest till it pierced up to her back. Then he offered the morning prayers with the prophet at al-Medina. The apostle of Allah said to him: "Have you slain the daughter of Marwan?" He said: "Yes. Is there something more for me to do?" He [Muhammad] said: "No. Two goats will butt together about her. This was the word that was first heard from the apostle of Allah. The apostle of Allah called him `Umayr, "basir" (the seeing). (Ibn Sa`d's Kitab al-Tabaqat al-Kabir, translated by S. Moinul Haq, volume 2, page 31)

Ya, Umayr melakukan perbuatannya itu di tengah malam yang gelap, karena perbuatan itu adalah perbuatan yang jahat, sehingga tidak nampak dalam kegelapan. Ini mengingatkan kita pada apa yang pernah dikatakan Yesus dalam Alkitab berikut ini :

"manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak" (Yohanes 3:19-20)

Pembunuhan atas Shubaybah

Shubaybah adalah seorang pedagang Yahudi. Muhammad memerintahkan untuk melakukan pembunuhan atas pria-pria Yahudi bila kaum Muslimin memenangkan peperangan. Malang, ini terjadi pada diri Shubaybah.

Sunan Abu Dawud, Book 19, Number 2996:

Narrated Muhayyisah:
The Apostle of Allah (peace_be_upon_him) said: If you gain a victory over the men of Jews, kill them. So Muhayyisah jumped over Shubaybah, a man of the Jewish merchants. He had close relations with them. He then killed him. At that time Huwayyisah (brother of Muhayyisah) had not embraced Islam. He was older than Muhayyisah. When he killed him, Huwayyisah beat him and said: O enemy of Allah, I swear by Allah, you have a good deal of fat in your belly from his property.

Yang menyedihkan, Shubaybah sebenarnya memiliki hubungan dekat dengan kerabat kaum Muslimin. Kedekatan hubungan ini harus dikesampingkan demi fanatisme agama yang diakhiri dengan pembunuhan atas dirinya, hanya karena ia seorang Yahudi. Suatu sikap intoleransi yang sungguh memprihatinkan.

Pembunuhan atas Ibn Sunayna

Masih terhadap Yahudi. Ibn Sunayna juga adalah seorang pedagang Yahudi yang menjadi korban akibat hubungan bisnisnya dengan Muhayyisa, seorang Muslim. Berdasarkan perintah pembunuhan terbuka yang disampaikan Muhammad, Muhayyisa menghabisi rekan dagangnya tersebut.

THE AFFAIR OF MUHAYYISA AND HUWAYYISA

The apostle said, 'Kill any Jew that falls into your power.' Thereupon Muhayyisa b. Mas`ud leapt upon Ibn Sunayna, a Jewish merchant with whom they had social and business relations, and killed him. Huwayyisa was not a Muslim at the time though he was the elder brother. When Muhayyisa killed him Huwayyisa began to beat him, saying, 'You enemy of God, did you kill him when much of the fat on your belly comes from his wealth?' Muhayyisa answered, 'Had the one who ordered me to kill him ordered me to kill you I would have cut your head off.' He said that this was the beginning of Huwayyisa's acceptance of Islam. The other replied, 'By God, if Muhammad had ordered you to kill me would you have killed me?' He said, 'Yes, by God, had he ordered me to cut off your head I would have done so.' He exclaimed, 'By God, a religion which can bring you to this is marvellous!' and he became a Muslim. I was told this story by a client of B. Haritha from the daughter of Muhayyisa from Muhayyisa himself. Muhayyisa composed the following lines on the subject:
My mother's son blames me because if I were ordered to kill him, I would smite his nape with a sharp sword, A blade white as salt from polishing. My downward stroke never misses its mark. It would not please me to kill you voluntarily Though we owned all Arabia from north to south. (Sirat Rasul Allah as translated by A. Guillaume, The Life of Muhammad, page 369)

Pembunuhan atas diri Ka’b bin al-Ashraf

Muhammad menuduh Ka’b telah menyakiti dirinya dan Islam. Ia lalu menawarkan permintaan untuk menghabisi nyawanya. Maslama memenuhi "panggilan berdarah" ini.

BUKHARI, VOLUME 5, #369

Narrated Jabir Abdullah:
Allah's messenger said "Who is willing to kill Ka`b bin al-Ashraf who has hurt Allah and His apostle?" Thereupon Maslama got up saying, "O Allah's messenger! Would you like that I kill him?" The prophet said, "Yes". Maslama said, "Then allow me to say a (false) thing (i.e. to deceive Ka`b). The prophet said, "You may say it."
Maslama went to Ka`b and said, "That man (i.e. Muhammad) demands Sadaqa (i.e. Zakat) [taxes] from us, and he has troubled us, and I have come to borrow something from you." On that, Ka`b said, "By Allah, you will get tired of him!" Maslama said, "Now as we have followed him, we do not want to leave him unless and until we see how his end is going to be. Now we want you to lend us a camel load or two of food." Ka`b said, "Yes, but you should mortgage something to me." Maslama and his companion said, "What do you want?" Ka`b replied, "Mortgage your women to me." They said, "How can we mortgage our women to you and you are the most handsome of the Arabs?" Ka`b said, "Then mortgage your sons to me." They said, "How can we mortgage our sons to you? Later they would be abused by the people's saying that so and so has been mortgaged for a camel load of food. That would cause us great disgrace, but we will mortgage our arms to you." Maslama and his companion promised Ka`b that Maslama would return to him. He came to Ka`b at night along with Ka`b's foster brother, Abu Na'ila. Ka`b invited them to come into his fort and then he went down to them. His wife asked him, "Where are you going at this time?" Ka`b replied, None but Maslama and my (foster) brother Abu Na'ila have come." His wife said, "I hear a voice as if blood is dropping from him." Ka`b said, "They are none by my brother Maslama and my foster brother Abu Na'ila. A generous man should respond to a call at night even if invited to be killed."
Maslama went with two men. So Maslama went in together with two men, and said to them, "When Ka`b comes, I will touch his hair and smell it, and when you see that I have got hold of his head, strike him. I will let you smell his head."
Ka`b bin al-Ashraf came down to them wrapped in his clothes, and diffusing perfume. Maslama said, "I have never smelt a better scent than this." Ka`b replied, "I have got the best Arab women who know how to use the high class of perfume." Maslama requested Ka`b "Will you allow me to smell your head?" Ka`b said "yes." Maslama smelt it and made his companions smell it as well. Then he requested Ka`b again, "Will you let me (smell your head)?" Ka`b said "Yes". When Maslama got a strong hold of him, he said (to his companions) "Get at him!" So they killed him and went to the prophet and informed him."

Pembantaian "Sepuluh Orang Mekkah"

Berhasil merebut Mekkah, Muhammad makin berkuasa dan bertindak apa pun untuk untuk mencapai keinginannya. Memang, Mekkah tak dihancurkan atau penduduknya dibinasakan, namun Muhammad agaknya menaruh kedendaman terhadap sepuluh orang musuh pribadinya yang dinilai telah menyakiti dirinya atas penghinaan yang mereka lontarkan kepadanya pada tahun-tahun sebelumnya. Seperti biasa, Muhammad tak melakukan sendiri perbuatan keji ini, melainkan memakai tangan oknum lain (Muslim) yang loyal kepadanya untuk memenuhi "panggilan berdarah" ini.

Abdullah, pernah menentang kredibilitas Al Qur’an, sekalipun ia seorang Muslim. Ia lalu dibunuh oleh golongan Ansar yang saat itu menyertai Muhammad (terlalu banyak untuk menceritakan sepuluh warga Mekkah yang sering disebut "The Meccan Ten" ini satu per satu, saya ambil kisah Abdullah sebagai sampel) :

"The last man named [in the list of people to be killed] had been one of the scribes employed at Medina to write down the 'revelations'. On a number of occassions, with Muhammad's consent, he changed the closing words of verses. For example, when Muhammad said "And God is mighty and wise", Abdullah Sarh suggested 'knowing and wise', and the prophet answered that there was no objection. Having observed a succession of changes of this type, Abdullah renounced Islam on the ground that the revelations, if from God, could not be changed at the prompting of a scribe such as himself. After his apostasy, he went to Mecca and joined the Qorayshites." (Ali Dashti', "23 Years, A study of the prophetic career of Muhammad", page 98)

Sekalipun Muhammad telah memberikan grasi kepada Abdullah, dirinya masih tetap terdiam dan menunggu hingga salah seorang pengikutnya menawarkan diri untuk memenggal kepala Abdullah. Muhammad lalu berdalih, bahwa dirinya sebagai rasul takkan pernah mengeluarkan perintah membunuh dengan cara menunjuk (mengutus) orang secara langsung dan terbuka (eksplisit).

"The apostle had instructed his commanders when they entered Mecca only to fight those who resisted them, except a small number who were to be killed even if they were found beneath the curtains of the Kaba. Among them was Abdullah Sa'd, brother of the B. Amir Luayy. The reason he ordered him to be killed was that he had been a Muslim and used to write down revelation; then he apostatized and returned to Quraysh [Mecca] and fled to Uthman Affan whose foster brother he was. The latter hid him until he brought him to the apostle after the situation in Mecca was tranquil, and asked that he might be granted immunity. They allege that the apostle remained silent for a long time till finally he [Muhammad] said yes [granting Abdullah immunity from the execution order].
When Uthman had left he [Muhammad] said to his companions who were sitting around him, "I kept silent so that one of you might get up and strike off his head!" One of the Ansar said, "Then why didn't you give me a sign, O apostle of God?" He answered that a prophet does not kill by pointing."
(Ibn Ishaq, Sirat Rasulullah, ed. by Ibn Hisham, tr. by A. Guillaume, p. 550)

Pembunuhan atas Umaiya bin Khalaf Abi Safwan

Volume 4, Book 56, Number 826:
Narrated 'Abdullah bin Mas'ud:
Sa'd bin Mu'adh came to Mecca with the intention of performing 'Umra, and stayed at the house of Umaiya bin Khalaf Abi Safwan, for Umaiya himself used to stay at Sa'd's house when he passed by Medina on his way to Sham. Umaiya said to Sad, "Will you wait till midday when the people are (at their homes), then you may go and perform the Tawaf round the Ka'ba?" So, while Sad was going around the Ka'ba, Abu Jahl came and asked, "Who is that who is performing Tawaf?" Sad replied, "I am Sad." Abu Jahl said, "Are you circumambulating the Ka'ba safely although you have given refuge to Muhammad and his companions?" Sad said, "Yes," and they started quarreling. Umaiya said to Sad, "Don't shout at Abi-l-Hakam (i.e. Abu Jahl), for he is chief of the valley (of Mecca)." Sad then said (to Abu Jahl). 'By Allah, if you prevent me from performing the Tawaf of the Ka'ba, I will spoil your trade with Sham." Umaiya kept on saying to Sad, "Don't raise your voice." and kept on taking hold of him. Sad became furious and said, (to Umaiya), "Be away from me, for I have heard Muhammad saying that he will kill you." Umaiya said, "Will he kill me?" Sad said, "Yes." Umaiya said, "By Allah! When Muhammad says a thing, he never tells a lie." Umaiya went to his wife and said to her, "Do you know what my brother from Yathrib (i.e. Medina) has said to me?" She said, "What has he said?" He said, "He claims that he has heard Muhammad claiming that he will kill me."
She said, By Allah! Muhammad never tells a lie." So when the infidels started to proceed for Badr (Battle) and declared war (against the Muslims), his wife said to him, "Don't you remember what your brother from Yathrib told you?" Umaiya decided not to go but Abu Jahl said to him, "You are from the nobles of the valley of Mecca), so you should accompany us for a day or two." He went with them and thus Allah got him killed.

Pembunuhan atas Kinana bin al-Rabi

Kinana adalah seorang kepala suku yang mendapat tugas menyimpan harta kekayaan milik Yahudi al-Nadir di Khaibar. Dalam penjarahan terhadap perkampungan warga Yahudi di Khaibar, Muhammad memaksa Kinana untuk menyerahkan seluruh harta kekayaan milik sukunya yang ia simpan, dan menyuruh mereka meninggalkan daerah itu. Namun Kinana tak bersedia memenuhi permintaan tersebut. Bahkan diduga ia telah menyembunyikan beberapa bagian darinya di sebuah puing-puing reruntuhan bangunan. Setelah Muhammad memerintahkan memeriksanya, harta itu ditemukan di sana, sementara Kinana tak mengakui sebagian yang lain yang telah disimpannya di suatu tempat. Tragis, untuk membuatnya mengaku, Muhammad lalu memerintahkan al-Zubayr untuk menyiksanya dengan besi panas pada dada laki-laki itu hingga ia nyaris tewas. Kinana lalu dihabisi tak lama kemudian dengan dipenggal kepalanya oleh Muhammad Maslama, seorang pengikut Muhammad yang lain.

Kinana b. al-Rabi`, who had the custody of the treasure of B. al-Nadir, was brought to the apostle who asked him about it. He denied that he knew where it was. A Jew came (T. was brought) to the apostle and said that he had seen Kinana going round a certain ruin every morning early. When the apostle said to Kinana, "Do you know that if we find you have it I shall kill you?" he said "Yes". The apostle gave orders that the ruin was to be excavated and some of the treasure was found. When he asked him about the rest he refused to produce it, so the apostle gave orders to al-Zubayr b. `Al-Awwam, "Torture him until you extract what he has," so he kindled a fire with flint and steel on his chest until he was nearly dead. Then the apostle delivered him to Muhammad b. Maslama and he struck off his head, in revenge for his brother Mahmud. (Ibn Hisham, "Sirat Rasulallah", as translated by A. Guillaume under the title "The Life of Muhammad", page 515. "T." refers to the reading according to al-Tabari).

Perhatikan perintah Muhammad di atas, "Torture him until you extract what he has" . Muncul suatu pertanyaan besar dalam nurani terdalam kita sebagai manusia yang masih beradab, demi ambisi mendapatkan harta kekayaan materi, seorang manusia harus disiksa sedemikian rupa. Kita bertanya, "manusia macam apakah yang tega melakukan hal itu?". Pantaskah dengan semua kebiadaban ini, Muhammad disebut sebagai ‘nabi’? Maka benarlah apa yang dikatakan oleh Alkitab (Bible) berikut ini :
"Tetapi matamu dan hatimu hanya tertuju pada pengejaran untung, kepada penumpahan darah orang yang tak bersalah, kepada pemerasan, dan kepada penganiayaan!" (Yeremia 22:17) Sampai disini, masih banyak musuh-musuh pribadi Muhammad yang tewas di tangan beliau, dan tak akan cukup untuk diceritakan dalam paper ini satu per satu. Apakah ini suatu teror? Ya, rentetan pembunuhan berdarah ini tentu menimbulkan teror berantai yang menghinggapi mereka yang tek sejalan dengan Muhammad pada waktu itu. Menebar teror, terkadang menyenangkan bagi orang-orang tertentu seperti Muhammad.

Kekufuran Membinasakan Sesama Muslim : Sebuah Ironi?

Muslim membunuh Muslim? Tampaknya janggal dan ironis. Namun agaknya memang demikianlah yang terjadi terhadap beberapa orang musuh pribadi Muhammad di atas. Beberapa di antaranya adalah Muslim, sekalipun tak sejalan dengan dirinya. Padahal, Muhammad lupa, bahwa dirinya pernah mengatakan bahwa menganiaya sesama Muslim adalah perbuatan kafir :

Narrated 'Abdullah:

Allah's Apostle said, "Abusing a Muslim is Fusuq (i.e., an evil-doing), and killing him is Kufr (disbelief)." (Sahih Bukhari 8.70, Sahih Bukhari 9.197)

Sungguh ironis!
BENIH-BENIH TERORISME

Terorisme sebenarnya bukan barang baru di dunia ini. Banyak latar belakang sejarah yang telah mendorong lahirnya aktivitas ini. Sejalan dengan perkembangan paham-paham eksklusivitas, ideologi radikal tertentu, politik aliran, primordialisme, dan bahkan fanatisme agama, terorisme seringkali menjadi ekspresi perlawanan tertutup yang menghindari konflik secara frontal. Tak mengherankan bila terorisme seringkali dinilai sebagai suatu tindakan kepengecutan, mengingat pelakunya tak pernah mengungkapkan identitasnya secara terbuka. Padahal, korban tindakan semacam ini pada umumnya adalah warga sipil yang tak berdosa.

Peter dan Yenny Salim mendefinisikan terorisme sebagai berikut :

Penggunaan kekerasan atau ancaman untuk menurunkan semangat, menakut-nakuti, dan menaklukkan, terutama untuk tujuan politik

Dari definisi di atas, agaknya memang tujuan terorisme adalah semata-mata politik. Namun dalam perkembangannya, terorisme telah banyak dipakai sebagai alat untuk menakut-nakuti siapa pun juga yang dianggap sebagai pihak yang berseberangan dengan peneror. Berikut beberapaaksi terorisme dan kekerasan yang pernah dilakukan oleh komunitas Islam di beberapa tempat di dunia dalam kurun waktu sejarah sepuluh tahun terakhir :

1. Pada tahun 1983, presiden Mesir, Anwar Sadat, tewas dibunuh oleh kelompok ekstrimis Muslim yang menamakan dirinya "Persaudaraan Muslim". Sadat -bersama dengan PM Israel Menachem Begin- yang mendapat Nobel Perdamaian tahun 1978 dinilai terlalu lunak dalam perjanjian Camp David.

2. Menurut Kantor Departemen Luar Negeri AS Bagian Kontra Terorisme, selam tahun 1985 telah terjadi lebih dari 800 teror internasional dengan 2.223 korban. Fakta-fakta yang diperoleh menunjukkan kebanyakan pelakunya ialah kelompok fundamentalis Islam.

3. Hingga 12 bulan (satu tahun) setelah kematian Muhammad, masih terjadi penindasan terhadap suku-suku Arab untuk menerima Islam

4. Kurang lebih 1.000.000 umat Kristen Armenia dibantai secara brutal oleh penguasa Islam Turki pada awal abad ke-20.

5. Ushari Muhammad dan Sulaeman Ali Baldo dari Universitas Khartoum, Sudan melaporkan dalam laporan 23 halaman tertanggal 28 Maret 1987, bahwa lebih dari 1.000 warga kota Dinka, termasuk perempuan dan anak-anak dibunuh di kota Diem (Sudan Barat) tahun 1987.

6. Surat kabar "The Baptist Record" tanggal 5 November 1987 melaporkan pembunuhan atas puluhan pendeta dan pengrusakan gereja di Sudan akibat diberlakukannya syariat Islam di negara itu sejak tahun 1983.

7. Sejak Front Nasional Islam (NIF) merebut kekuasaan di Sudan tahun 1989, penganiayaan terhadap umat Kristen semakin menjadi-jadi. Sheik Eltahin, kepala Sekolah Al Qur’an Om Duan menyatakan, bahwa Sudan akan menjadi cahaya Islam bagi seluruh dunia. Sheik Hassan al-Turabi, sekretaris NIF menyatakan dengan arogan, bahwa kekuatan Islam telah mencapai kekuatan dan kebangunannya saat ini, dan tak seorang pun dapat menghentikannya :

"I have no doubt that the Islamic movement now is a strong movement of revival right across this world everywhere. And I am sure that those who are in power, who would like to stop this movement, have no future whatever.!

Islamisasi sekaligus kulturisasi Arab telah dijalankan. Pemerintah mengumumkan jihad terhadap kekristenan di Sudan selatan. Ironisnya, menurut Stephen Matuba, misionaris Kristen Sudan, gereja di negara itu tumbuh 10 persen per tahun. Ini pertumbuhan gereja paling pesat di wilayah Afrika dalam satu abad terakhir!

8. Sana’a, Yaman. Surat kabar Compass, Istanbul tertanggal 5 Juli 2000 melaporkan, bahwa Mohammed Omer Haji, 27 tahun, seorang mantan haji yang adalah pengungsi Somalia, telah meninggalkan Islam dan memeluk agama Kristen. Setelah dijebloskan ke penjara Mansoora, ia diberi ultimatum selama satu minggu oleh pengadilan agama kota Tawahi (pengadilan Islam setempat) untuk kembali kepada Islam. Menurut hakim Gamal Mohammad Omar, bila tuntutan ini tak dipenuhi, Omar Haji akan dijatuhi hukuman mati. Ketika diperiksa, Haji diketahui telah menjadi Kristen selama dua tahun, dan mengganti namanya menjadi George.

9. Tanggal 7 Januari, 15 orang warga Filipina beragama Katolik ditangkap oleh "muttawa", (polisi agama Arab Saudi) karena menjalankan misa kudus di rumah seorang imigran bernama Sabalista Abreu. Lima orang di antaranya adalah anak-anak, yaitu Paul, 6, John, 4, Kristel, 12, Aaron, 10, and Keilah, 2. Mereka tak diizinkan untuk dijenguk dan mendapatkan akses diplomatik.

10. Pada malam tahun baru 2000, akibat perkara kecil antara seorang pemilik toko dan pelanggannya, desa Al Kosheh di Mesir yang mayoritas penghuninya adalah Kristen Koptik, dibakar massa dan 20 orang warganya dibunuh. Dua di antaranya dibakar setelah dihabisi. Pastor Youanas yang dikirim oleh Paus Shenouda III ke lokasi kejadian untuk memimpin upacara pemakaman, justru dicegat oleh patroli polisi setempat dengan tuduhan menyelundupkan senjata bagi warga Kristen setempat. Tak disangkal lagi, motif kejadian ini dimotori juga oleh sentimen agama dan sikap intoleransi yang begitu sengit. (Majalah Al Kiraza, 21 Januari 2000)

11. Tanggal 11 September 2001, aksi terorisme yang sangat tragis dalam sejarah terjadi. Begitu memilukan dan lekat dalam ingatan kita, ketika sekelompok teroris yang tak berani bertanggungjawab telah meruntuhkan gedung kembar (menara) World Trade Center (WTC) di kota New York, dengan cara menabrakkan dua pesawat komersial yang telah lebih dahulu mereka bajak. Sementara itu, satu pesawat yang lain menabrak gedung pusat pertahanan Pentagon di Washington D.C. Diperkirakan 4.000 orang tewas dalam peristiwa paling berdarah itu. Tragedi ini merupakan serangan terbesar kedua di Amerika Serikat setelah serbuan militer Jepang melanda Pearl Harbor 56 tahun sebelumnya. Dari hasil penyelidikan, terungkap bahwa para pelakunya adalah warga keturunan Arab yang diduga kuat menjalankan aksinya atas dasar motif fundamentalisme dan semangat jihad radikal. Pernyataan persatuan komunitas Muslim AS yang mengutuk tindakan ini dinilai sebagai retorika belaka oleh sebagian besar warga AS.

dan masih banyak lagi aksi-aksi terorisme Islam yang diwarnai dengan semangat jihad yang takkan cukup tertampung disini.