Kitab Ester

Para ahli sejarah menceritakan bahwa peperangan di Salamis pada tahun 480 S.M. merupakan pertempuran yang sangat penting bagi dunia saat bangsa Yunani menaklukkan armada besar raja Persia. Ditengah-tengah babak yang terkenal dalam sejarah dunia, kita menjumpai cerita tentang kecantikan dan pesona Ester di dalam cerita Alkitab. Meskipun nama Tuhan tidak disebut dalam kitab Ester, setiap lembar halaman penuh dengan ‘Tuhan’ yang tersirat di balik setiap kata.

Kitab ini diawali dengan suatu pesta yang digelar oleh tokoh dunia, Ahasyweros, dan ditutup dengan perayaan pesta tokoh pilihan Tuhan, Mordekhai. Kitab Ester diambil dari nama seorang yatim piatu bangsa Yahudi yang kemudian menjadi ratu Persia. Kitab Ester berkisar tentang peristiwa tiga perayaan: pesta raja Ahasyweros (Ester 1-2); pesta Ester (Ester 7); dan pesta Purim (Ester 9).
Kitab Ester dan kitab Rut merupakan kitab di dalam Alkitab yang menyandang nama seorang wanita. Nama ‘Ester’ memiliki arti ‘bintang dari timur’. Dua wanita elok ini ‘bergandengan tangan’ demi kepentingan umat Tuhan. Rut menjadi leluhur Sang Penebus bangsa Israel sedangkan Ester menyelamatkan umatnya sehingga memungkinkan hadirnya Sang Penebus. Dari abad ke abad Tuhan tetap melindungi bangsa ini untuk dipakai menjadi berkat bagi seluruh dunia, seperti janjinya terhadap Abraham.

Pengalaman Ester mirip dengan apa yang dialami oleh Yusuf dan Daud. Tuhan mempunyai cara tersembunyi bagi seseorang dalam mewujudkan rencana-Nya. Ester yang menawan hati terlihat jelas sebagai sosok pilihan Tuhan yang datang ke istana tepat pada saatnya (baca Ester 4:14). Kita dapat melihat ia mempertaruhkan hidupnya saat menghadap raja demi kepentingan rakyatnya dengan berkata, ”…kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati” (Ester 4:16).

PENOLAKAN WASTI (Ester 1). Kitab Ester dimulai dengan kisah raja Ahasyweros yang menjamu para bangsawan dan pangeran di istana kerajaannya selama 180 hari di Susan, tempat kediaman raja di musim dingin. Saat raja dan para tamu bersuka-ria dalam kemabukan, raja memanggil ratu Wasti untuk memamerkan kecantikan sang ratu di hadapan para tamu. Bagi wanita Persia, hal semacam ini tidak diperbolehkan sebab merupakan suatu penghinaan bagi kaumnya. Wasti menolak menghadap raja sehingga geramlah sang raja dan memecatnya.

PENOBATAN ESTER (Ester 2). Setelah peristiwa terjadi atas Wasti, dikumpulkannya para gadis yang elok rupa agar raja memilih untuk menggantikan Wasti. Saat Ahasyweros melihat Ester, dia memilih dan menjadikannya ratu. Ester, seorang gadis yatim piatu bangsa Yahudi yang dibawa oleh sepupunya, Moderkhai, akhirnya naik tahta di kerajaan Persia. Ester menjabat sebagai ratu selama tiga belas tahun dan pernikahannya dengan raja Persia yang terkenal telah membawa pengangkatan harga diri bagi bangsa Yahudi dan memungkinkan bagi Nehemia untuk membangun tembok Yerusalem (Nehemiah 2:1-8).

PERSEKONGKOLAN HAMAN (Ester 3 – 4). Dalam pasal 3-5 tertulis kisah pengaruh seseorang bernama Haman. Dia diangkat sebagai pembesar dengan jabatan tertinggi oleh raja Ahasyweros. Melambung dalam kebanggaan, Haman tidak dapat menoleransi kelalaian orang lain bahkan dalam hal yang sepele. Kesalahan kecil Mordekhai telah diperbesar menjadi ancaman hukuman. Mordekhai, sebagai orang Yahudi, tidak dapat memberi penghormatan kepada manusia seperti layaknya kepada Tuhan. Sikap ini membuat Haman begitu marah sehingga ia berikhtiar memusnahkan semua rakyat Yahudi dari seluruh kerajaan. Dia berusaha membuktikan kepada raja bahwa rakyat Yahudi merupakan orang-orang yang tidak setia. Bahkan Haman menyuap raja sehingga raja mengeluarkan perintah supaya orang-orang Yahudi dibinasakan. Bangsa Yahudi begitu sedih dan berkabung dan hal ini sampai ke telinga ratu Ester sehingga ia memanggil Mordekhai untuk mengetahui kebenaran keputusan tersebut. Mordekhai mengatakan ”Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.” (Ester 4:14) Memang untuk melaksanakan kebenaran, kita akan menghadapi resiko yang dapat membahayakan kehidupan kita, yang mana kita diperhadapkan pada jawaban sang ratu ”…kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati”.

USAHA DARI ESTER (Ester 5). Ratu Ester telah memilih jalan yang sangat membahayakan dirinya sendiri demi kepentingan rakyatnya yang tertindas, bangsa Yahudi. Satu hal yang harus selalu kita lakukan yakni lakukanlah apa yang benar dan serahkan selanjutnya pada Tuhan. Kegagalan bukanlah dosa akan tetapi tidak beriman merupakan dosa. Ada saatnya bagi kita untuk bertindak dan bertindaklah saat Tuhan berbicara! Meskipun Ester menjadi ratu dari raja besar, dia tidak melupakan Mordekhai yang telah membesarkannya sejak masa kanak-kanak. Merupakan tindakan yang berani saat Ester memasuki hadirat sang raja tanpa diundang, tetapi dia telah diterima oleh raja dan permohonannya dikabulkan. Akhirnya Haman dihukum gantung sedangkan Mordekhai diangkat oleh raja untuk menggantikan Haman.

PEMBEBASAN BANGSA YAHUDI (Ester 6-10). Kitab Ester ditutup dengan cerita tentang penetapan pesta Purim and pengangkatan Mordekhai untuk mengisi posisi Haman. Mordekhai menjadi orang kedua setelah raja Persia. Pesta Purim merayakan pembebasan bangsa Yahudi dari bahaya yang mengerikan. Pesta itu merupakan Hari ucapan syukur bagi umat pilihan Tuhan karena Ia senantiasa membebaskan umat-Nya dari bahaya dan perbudakan.

Kitab Ester merupakan rantai penting tentang peristiwa–peristiwa yang menceritakan pembentukan kembali bangsa Ibrani di tanah mereka sendiri dalam mempersiapkan kedatangan Mesias ke dalam dunia ini.

Adapun karakter Ester dapat dibaca dalam:

Ester 2:15 … cantik dan sederhana
Ester 2:9-17; 5:1-3 … menawan hati
Ester 2:10 … patuh dan penurut
Ester 4:16 … rendah hati
Ester 7:6 … berani
Ester 2:22; 8:1-2; 7:3-4 … setia dan konstan